Archive for April, 2011
LINGKUP ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA
LINGKUP ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN ANAK BALITA
1. Bayi baru lahir normal
2. Bayi baru lahir bermasalah
a. Bercak mongol
b. Hemangioma
c. Ikterik
d. Muntah dan gomoh
e. Oral trush
f. Diaper rash
g. Seborrhea
h. Bisulan
i. Milliariasis
j. Diare
k. Obstipasi
l. Infeksi
3. Kelainan bawaan pada bayi baru lahir
a. Labioskiziz dan labiopalatoskiz
b. Atresia esophagus
c. Atresia anus
d. Hirschprung
e. Obstruksi biliaris
f. Omfalokel
g. Hernia diafragmatika
h. Atresia duodeni
i. Meningokel.ensefalokel
j. Hidrosefalus
k. Fimosis
l. Hipospadia
4. Trauma pada bayi baru lahir
a. Caput suksedaneum
b. Cephal Hematoma
c. Trauma pada fleksus brachialis
d. Fraktur klavikula dan fraktur humerus
5. Neonatus beresiko tinggi
a. BBLR
b. Asfiksia neonatorum
c. Sindroma gangguan pernapasan
d. Kejang
e. Hypotermi
f. Hipertermi
g. Hypoglikemi
h. Tetanus neonatorum
BAYI BARU LAHIR NORMAL
A. Pengertian
Menurut Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama kelahiran.
Menurut Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4 minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu.
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat.
B. Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir
1. Berat badan 2500 – 4000 gram
2. Panjang badan 48 – 52 cm
3. Lingkar dada 30 – 38 cm
4. Lingkar kepala 33 – 35 cm
5. Frekuensi jantung 120 – 160 kali/menit
6. Pernafasan ± – 60 40 kali/menit
7. Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
9. Kuku agak panjang dan lemas
10. Genitalia;
Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora
Laki – laki testis sudah turun, skrotum sudah ada
11. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12. Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
13. Reflek graps atau menggenggan sudah baik
14. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan
C. Reflek – Reflek Fisiologis
1. Mata
a. Berkedip atau reflek corneal
Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba – tiba atau pada pandel atau obyek kearah kornea, harus menetapkan sepanjang hidup, jika tidak ada maka menunjukkan adanya kerusakan pada saraf cranial.
b. Pupil
Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan padanya, reflek ini harus sepanjang hidup.
c. Glabela
Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara 2 alis mata) menyebabkan mata menutup dengan rapat.
2. Mulut dan tenggorokan
a. Menghisap
Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumoral sebagai respon terhadap rangsangan, reflek ini harus tetap ada selama masa bayi, bahkan tanpa rangsangan sekalipun, seperti pada saat tidur.
b. Muntah
Stimulasi terhadap faring posterior oleh makanan, hisapan atau masuknya selang harus menyebabkan bayi mengalami reflek muntah, reflek ini harus menetap sepanjang hidup.
c. Rooting
Menyentuh dan menekan dagu sepanjang sisi mulut akan menyebabkan bayi membalikkan kepala kearah sisi tersebut dan mulai menghisap, harus hilang pada usia kira – kira 3 -4 bulan
d. Menguap
Respon spontan terhadap panurunan oksigen dengan maningkatkan jumlah udara inspirasi, harus menetap sepanjang hidup
e.Ekstrusi
Bila lidah disentuh atau ditekan bayi merespon dengan mendorongnya keluar harus menghilang pada usia 4 bulan
f.Batuk
Iritasi membrane mukosa laring menyebabkan batuk, reflek ini harus terus ada sepanjang hidup, biasanya ada setelah hari pertama lahir
3. Ekstrimitas
a. Menggenggam
Sentuhan pada telapak tangan atau telapak kaki dekat dasar kaki menyebabkan fleksi tangan dan jari
b. Babinski
Tekanan di telapak kaki bagian luar kearah atas dari tumit dan menyilang bantalan kaki menyebabkan jari kaki hiperektensi dan haluks dorso fleksi
c. Masa tubuh
(1). Reflek moro
Kejutan atau perubahan tiba – tiba dalam ekuilibrium yang menyebabkan ekstensi dan abduksi ekstrimitas yang tiba –tiba serta mengisap jari dengan jari telunjuk dan ibu jari membentuk “C” diikuti dengan fleksi dan abduksi ekstrimitas, kaki dapat fleksi dengan lemah.
(2). Startle
Suara keras yang tiba – tiba menyebabkan abduksi lengan dengan fleksi siku tangan tetap tergenggam
(3). Tonik leher
Jika kepala bayi dimiringkan dengan cepat ke salah sisi, lengan dan kakinya akan berekstensi pada sisi tersebut dan lengan yang berlawanan dan kaki fleksi.
(3). Neck – righting
Jika bayi terlentang, kepala dipalingkan ke salah satu sisi, bahu dan batang tubuh membalik kearah tersebut dan diikuti dengan pelvis
(4) Inkurvasi batang tubuh (gallant)
Sentuhan pada punggung bayi sepanjang tulang belakang menyebabkan panggul bergerak kea rah sisi yang terstimulasi.
D. Penanganan Segera Bayi Baru Lahir
Menurut JNPK-KR/POGI, APN, (2007) asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi baru lahir ialah :
1. Pencegahan Infeksi
Ø Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
Ø Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
Ø Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
Ø Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.
2. Melakukan penilaian
Ø Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan
Ø Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas
Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap – megap atau lemah maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
3. Pencegahan Kehilangan Panas
Mekanisme kehilangan panas
a. Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
a. Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, co/ meja, tempat tidur, timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda – benda tersebut
b. Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin, co/ ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi, atau pendingin ruangan.
c. Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda – benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi, karena benda – benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung)
Mencegah kehilangan panas
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut :
a. Keringkan bayi dengan seksama
Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya.
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan selimut atau kain yang baru (hanngat, bersih, dan kering)
c. Selimuti bagian kepala bayi
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama kelahiran
e. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam (^) jam setelah lahir.
Praktik memandikan bayi yang dianjurkan adalah :
(1). Tunggu sedikitnya 6 jam setelah lahir sebelum memandikan bayi (lebih lama jika bayi mengalami asfiksia atau hipotermi)
(2). Sebelum memandikan bayi, periksa bahwa suhu tubuh stabil (suhu aksila antara 36,5º C – 37º C). Jika suhu tubuh bayi masih dibawah 36,5º C, selimuti kembali tubuh bayi secara longgar, tutupi bagian kepala dan tempatkan bersama ibunya di tempat tidur atau lakukan persentuhan kuli ibu – bayi dan selimuti keduanya. Tunda memandikan bayi hingga suhu tubuh bayi tetap stabil dalam waktu (paling sedikit) satu (1) jam.
(3). Tunda untuk memandikan bayi yang sedang mengalami masalah pernapasan
(4). Sebelum bayi dimandikan, pastikan ruangan mandinya hangat dan tidak ada tiupan angin. Siapkan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan tubuh bayi dan siapkan beberapa lembar kain atau selimut bersih dan kering untuk menyelimuti tubuh bayi setelah dimandikan.
(5). Memandikan bayi secara cepat dengan air bersih dan hangat
(6). Segera keringkan bayi dengan menggunakan handuk bersih dan kering
(7). Ganti handuk yang basah dengan selimut bersih dan kering, kemudian selimuti tubuh bayi secara longgar. Pastikan bagian kepala bayi diselimuti dengan baik
(8). Bayi dapat diletakkan bersentuhan kulit dengan ibu dan diselimuti dengan baik
(9). Ibu dan bayi disatukan di tempat dan anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya
f. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
g. Idealnya bayi baru lahir ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya, untuk menjaga bayi tetap hangat dan mendorong ibu untuk segera memberikan ASI
4. Membebaskan Jalan Nafas nafas
Dengan cara sebagai berikut yaitu bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut :
Ø Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
Ø Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
Ø Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.
Ø Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar.
Ø Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat
Ø Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung
Ø Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar Score)
Ø Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.
5. Merawat tali pusat
Ø Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepitkan klem plastik tali pusat pada puntung tali pusat.
Ø Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klonin 0,5 % untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.
Ø Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi
Ø Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain bersih dan kering.
Ø Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril). Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.
Ø Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat dan dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi yang berlawanan.
Ø Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin 0,5%
Ø Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup dengan baik..(Dep. Kes. RI, 2002)
6. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya, dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus di bungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus dicatat (Prawiroharjo, 2002).
Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai dan dapat dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami kehilangan panas (hipotermi) beresiko tinggi untuk jatuh sakit atau meninggal, jika bayi dalam keadaan basah atau tidak diselimuti mungkin akan mengalami hipoterdak, meskipun berada dalam ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur atau berat lahir rendah sangat rentan terhadap terjadinya hipotermia.
Pencegah terjadinya kehilangan panas yaitu dengan :
Ø Keringkan bayi secara seksama
Ø Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat
Ø Tutup bagian kepala bayi
Ø Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya
Ø Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian
Ø Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. (Dep. Kes. RI, 2002)
7. Pencegahan infeksi
Ø Memberikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1 mg / hari selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg IM.
Ø Memberikan obat tetes atau salep mata
Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual) perlu diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat mata eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi lahir.
Perawatan mata harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat
Yang lazim dipakai adalah larutan perak nitrat atau neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah lahir
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi, pastikan untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi berikut ini :
Ø Cuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak dengan bayi.
Ø Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.
Ø Pastikan bahwa semua peralatan, termasuk klem gunting dan benang tali pusat telah didinfeksi tingkat tinggi atau steril, jika menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih dan baru.
Ø Pastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi telah dalam keadaan bersih.
Ø Pastikan bahwa timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop dan benda-benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi dan cuci setiap setelah digunakan). (Dep.kes.RI, 2002)
8. Identifikasi bayi
Ø Alat pengenal untuk memudahkan identifikasi bayi perlu di pasang segera pasca persalinan. Alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada bayi setiap bayi baru lahir dan harus tetap ditempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.
Ø Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di ruang rawat bayi
Ø Alat yang digunakan, hendaknya kebal air, dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah lepas
Ø Pada alat atau gelang identifikasi harus tercantum nama (bayi, nyonya), tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu
Ø Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi. (Saifudin,, 2002)
Rujukan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. BAYI BARU LAHIR NORMA
I. DEFINISI
Bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai Apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan
II. FISIOLOGI
Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstrautern. Beralih dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologi. Tiga faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan proses vital neonatus yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi. Selain itu pengaruh kehamilan dan proses persalinan mempunyai peranan penting dalam morbiditas dan mortalitas bayi. Empat aspek transisi pada bayi baru lahir yang paling dramatic dan cepat berlangsung adalah pada sistem pernapasan, sirkulasi, kemampuan menghasilkan sumber glukosa
III. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. Identitas bayi : didasarkan pada informasi dari ibu / pengasuhnya.
2. Riwayat kehamilan, proses persalinan dan umur kehmilan
3. Faktor sosial : alamat rumah, pekerjaan oramg tua, orang-orang yang tinggal serumah, saudara kandung dan sumber/factor pendukung lain, penyalah gunaan obat/ napza di lingkungan dekat.
B. Data Obyektif
1. Nilai Apgar : lima unsur yang dinilai : frekuensi denyut jantung, usaha nifas, tonus otot, reflek dan warna.
a. Penilaian satu menit setelah lahir : untuk menilai derajat aspiksi.
b. Penilaian lima menit setelah lahir : untuk menentukan prognosa.
2. Pemeriksaan fisik untuk mendeteksi adanya kelainan bawaan, bayi diperiksa secara sistematis dari : kepala, mata, hidung, muka, mulut, teling, leher, dada, abdomen, punggung extemetis, kulit, genitalia dan anus.
3. Anteropometri :
a. Berat badan ditimbang dalam gram
b. Panjang badan dalm cm, melalui ukuran fronto – occipito.
c. Lingkar perut dalam cm, ukuran melaui pusat
4. Refleks: moro, rooting, isap, menggenggam, babinski.
5. Keadaan umum:
a. Suhu
b. Pernapasan
c. Denyut nadi
d. Warna kulit
C. Data Laboratorium Kalau perlu sesuai kebijakan setempat
1. Gula darah sewaktu
2. Bilirubin dan golongan darah : ABO dan Rhesus factor
3. Hb, Ht, Lekosit dan Trombosit.
D. Potensial komplikasi
1. Berat badn lahir rendah.
2. Aspirasi air ketuban
3. Aspiksia
4. Infeksi
5. Hipoglikemia
6. Hiperbilirubinemi
IV. PENATALAKSANAAN
1. Mengeringkan dengan segera dan membungkus bayi dengan kain yang cukup hangat untuk mencegah hipotermia.
2. Menghisap lendir untuk membersihkan jalan nafas sesuai kondisi dan kebutuhan.
3. Memotong dan mengikat tali pusat, memberi ntiseptik sesuai ketentuan setempat.
4. Bonding Attacment (kontak kulit dini) dan segera ditetekan pada ibunya.
5. Menilai apgar menit pertama dan menit kelima
6. Memberi identitas bayi: Pengecapan telapak kaki bayi dan ibu jari ibu, pemasangan gelang nama sesuai ketentuan setempat
7. Mengukur suhu, pernafasan, denyut nadi.
8. Memandikan/membersihkan badan bayi, kalau suhu sudah stabil (bisa tunggu sampai enam jan setelah lahir)
9. Menetetesi obat mata bayi untuk mencegah opthalmia –neonatorum.
10. Pemerikksaan fisik dan antropometri.
11. Pemberian vitamin K oral/parenteral sesuai kebijakan setempat.
12. Rooming in (rawat gabung): penuh atau partial.
V. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan .Hasil yang diharapkan: bayi sehat
Rencana tindakan
1. Mengeringkan dan membungkus bayi
2. Menghisap lendir sesui kondisi bayi
3. Memotong dan mengikat tali pusat dan diberi antiseptik.
4. Kontsk kulit dini dan ditetekan ke ibu untuk mendukung laktsi.
5. Menilai Apgar satu dan lima mnit setelah lahir.
6. Observasi keadaan umum bayi.
B. Kurang efektifnya jalan nafas
Hasil yang diharapkan :
selama masa transisi pernafasan normal.
Rencana tindakan:
1. Bebaskan jalan nafas : hisap lendir disekitar mulut dan hidung sesuai kondisi bayi
2. Nilai apgar satu menit pertama dan menit ke lima
3. Atur posisi bayi : kepala agak ekstensi
4. Observasi pernafasan
C. Potensial hipotermi Hasil yang diharapkan : hipotermi tidak terjadi (suhu bayi dalam batas normal > 36,5oC aksiler) .Rencana tindakan:
1. Keringkan badan bayi segera setelah lahir
2. Bungkus bayi dengan selimut yang hangat (hati-hati dengan ruangan ber AC)
3. Kontak dini kulit
4. Metode kangguru
5. Semua tindakan dilakukan di bwah lampu sorot (kalau memungkinkan).
6. Observasi suhu tubuh bayi dan lingkungan.
7. Dokumentasikan hasil observasi dengan tepat dan jelas
8. Hindari evaporasi, konveksi, radiasi, konduksi, untuk mencegah bayi kehilangan panas tubuh karena pengaruh lingkungan.
VI. IMPLIKASI KEPERAWATAN
A. Pemeriksaan
1. Laboratorium
Pada bayi lahir normal umumnya tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium, namun kadang kadang dengan riwayat kehamilan dan kondisi tertentu perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium sesui indikasi dan kebijakan setempat antara lain :
a. Gula darah sewaktu untuk mendeteksi secara dini adanya hipoglikmia pada bayi dengan kondisi tertentu.
Diagnosa keperawatan:
Beresiko gangguan neurologik berhubungan dengan hipoglikemia.
Hasil yang diharapkan
hipoglikemia terdekteksi secara dini dan teratasi sehingga tidak terjadi kerusakan / gangguan neurologik
Intervensi keperawatan:
a) Tingkatkan termoregulasi untuk memenuhi kebutuhan glukosa.
b) Observasi ketat kondisi umum bayi
c) Beri minum dan pengobatan segera sesuai kondisi bayi.
b. Bilirubin direk dan indirek, golongan darah ABO dan rhesus faktor, hb, ht, leko dan trombosit, untuk yang ada indikasi.
Diagnosa keperawatan:
1) Potensial infeksi sehubungan dengan adanya perlukaan pada kulit.
Intervensi keperawatan :
a) Melakukan tindakan dengan memenuhi standart aseptic dan antiseptik.
b) Menjaga kebersihan kulit bayi
c) Mengobservasi dan mencatat dengan baik sebelum dan sesudah merawat setiap bayi.
2) Cemas (orang tua) berhubungan dengan prosedur pemeriksaan laboratorium pada bayi.
Intervensi keperawatan:
a) Kaji pengetahuan dan kekhawatiran orang tua tentang perlunya pemeriksaan laboratorium.
b) Beri penjelasan dengan bahasa yang mudah diterima orang tua tentang perlunya dan prosedur pemeriksaan.
c) Informasikan hasil pemikiran kepada orang tua secepat mungkin
d) Beri pendampingan dan dukungan sesuai kebutuhan.
B. Obat-obatan
1. Vitamin K Vitamin K penting untuk mempertahankan mekanisme pembekuan darah yang normal.pada bayi yang baru lahir, karena usus yang masih steril, bayi belum mampu membentuk vitamin K nya sendiri untuk beberapa hari pertama, begitu juga bagi bayi yang mendapat ASI aecara eksklusive juga beresiko mengalami kekurangan vitamin K Fakta menunjukan cukup banyak bayi baru lahir mengalami pendarahan terutama di otak dan saluran cerna, oleh karena itu bayi perlu diberi vitamin K sebagai tindakan pencegahan terhadap pendarahan. Vitamin K yang diberikan yaitu vitamin K1 (phytonadione) untuk meningkatkan pembentukan promthrombin. Pemberiannya bias secara parental, o,5 – 1 mg i.m dengan dosis satu kali segera setelah lahir (sebelum 24 jam). Pemberian vitamin K1 bisa juga secara oral denagan ketentuan 2 mg apabila berat badan lahir lebih dari 2500 gram segera setelah lahir dan diulangi dengan dosis yang sama (2 mg) pada hari keempat. Bila berat badan lahir kurang dari 2500 gram, dosis yang dianjurkan adalah 1 mg dengan cara pemberian yang sama yaitu hari pertama dan ke empat setelah lahir.
Diagnosa keperawatan:
Beresiko aspirasi berhubungan dengan muntah setlah pemberian obat.
Inervensi keperawatan:
a. Beritahu orang tua (ibu) tentang kebijakan pemberian obat vitamin K1
b. Beri obat secara hati-hati agar tidak tersedak
c. Bayi ditidurkan pada posisi miring (side position) setelah minum
d. Observasi bayi secara rutin
e. Pada pemberian oral, ingatkan pada ibu perlu dosis ulangan pada hari keempat
2. Tetes / zalf mata Pada bayi baru lahir yang normal, walaupun belum terdeteksi adanya masalah, kadang-kadang perlu juga membrikan obat-obatan tertentu sebagai tidakan pencegahan yang rutin. Obat profilaksis yang rutin dibberikan adalah:
• Vitamin K
• Tetes / zalf mata
Pada bayi baru lahir secara rutin diberikan tetes mata nitrat perak 1% atau eritromycin tetes mata untuk mencegah oftalmia neonatorum. Pada situasi tidak tersedianya nitrat perak 1% atau erythromycin dapat diberikan obat tetes / zalf mata dari jenis antibiotika lain, misalnya garamicin. Terramicin, kemicetin atau tetracilin tetes / salep mata Diberikan pada kedua belah mata, obat diteteskan pada bagian dalam dari konjungtiva kelopak bawah mata. Dosis umumnya masing-masing mata satu tetes
Intervensi keperawatan:
a. Jaga kebersihan mata bayi
b. Cuci tangan secara rutin sebelum dan sesudah merawat bayi.
c. Pastikan obat yang dipakai tepat konsentrasinya dan dalam kondisi baik
d. Beri tetes / zalf mata setelah bayi kontak pertama dengan ibu, karena terutama zalf mata dianggap dapat menghambat proses bonding dan attachment karena mengaburkan pandangan bayi (menghalangi eye contact)
e. Observasi tanda-tanda inveksi mata atau reaksi alergi
f. Dokumentasikan semua dengan singkat dan tepat.
VII. PENYULUHAN
Penyuluhan diberikan pada ibu dan keluarga. Hasil yang diharapkan:
1. Ibu dan keluarga dapat mengerti serta menerapkan materi penyuluhan yang diberikan
2. Dapat mendeteksi secara dini jika ditemukan kelainan
3. Bayi mendapatkan perawatan yang baik dirumah
Materi penyuluhan yang diberikan
1. Pemberian ASI ekslusif, perawatan payudara
2. Pemijatan pada bayi
3. Perawatan bayi: memandikan bayi, perawatan tali pusat, cara dan indikasi menjemur bayi.
Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Simulasi / praktek
4. Diskusi dan tanya jawab
B. BAYI BARU LAHIR BERMASALAH
I. Bayi bermasalah sebelum lahir
1. Bayi Prematur
Umumnya bayi yang lahir prematur baru diizinkan pulang bila berat badannya telah mencapai 2.000 g. Atau setidaknya sudah terjadi kecenderungan peningkatan berat badan yang stabil dalam 2–3 kali pemantauan. Tubuh bayi juga telah memiliki pengaturan suhu yang baik.
Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan:
a. Menjelang kepulangan, yakinlah bahwa Anda dan pasangan mampu merawat bayi prematur di rumah. Keyakinan orangtua akan “menular” kepada bayi sehingga ia akan lebih nyaman dan tenang.
b. Konsultasikan kondisi bayi pada dokter, termasuk tindakan yang harus dilakukan dalam keadaan darurat. Tanyakan juga tentang perlu tidaknya boks khusus untuk si kecil yang lahir belum cukup bulan ini. Boks yang menyerupai inkubator ini berfungsi sebagai penghangat mengingat bayi prematur umumnya belum memiliki pengaturan suhu tubuh yang baik sehingga mudah kedinginan. Boks ini juga bisa dibuat sendiri. Caranya pada keempat sisi bagian bawah boks dipasangi lampu berkekuatan 60-100 watt. Dapat juga disediakan lampu belajar (100 watt) yang diletakkan di samping atau bawah boks.
c. Untuk alat kesehatan, yang wajib disediakan adalah termometer. Berguna untuk mengukur suhu tubuh bayi sewaktu-waktu bila diperlukan. Suhu ideal bayi berkisar antara 36,5-37,5˚C.
d. Pakaikan baju lengan panjang dan selimut pada bayi. Setelah bayi dipakaikan baju lengan panjang, sarung tangan, sarung kaki dan topi, selimuti ia sehingga merasa nyaman serta hangat dan siap dibawa pulang.
e. Jaga suhu ruangan agar tetap stabil. Jika kamar bayi menggunakan penyejuk ruangan, setel suhunya tidak terlalu dingin sekitar 23°. Bila perlu matikan AC. Selama ruangan memiliki sirkulasi udara yang baik, bayi akan mendapatkan suhu yang nyaman dan stabil.
f. Jaga suhu tubuhnya. Ingat, pengaturan suhu tubuh bayi prematur belum baik. Jaga suhu tubuhnya agar stabil. Kenakan padanya tutup kepala terutama pada malam hari, karena bagian kepala paling mudah kehilangan panas tubuh. Tambahkan sarung tangan dan kaki, bila dirasa perlu. Cara lain untuk menghangatkan tubuh bayi prematur adalah dengan metode kangguru. Gendong bayi yang dalam keadaan tanpa busana ke dada ibu. Buka kancing kemeja yang ibu kenakan, dekap bayi di dada ibu lalu selimuti bayi dengan kemeja tersebut. Kulit bayi yang bersentuhan dengan kulit ibu, selain akan membuatnya merasa nyaman juga sekaligus menghangatkannya.
g. Ibu lebih sering menyusui. Semakin sering bayi diberi ASI semakin baik. Kemampuan minum dan daya tampung perutnya belumlah terlalu banyak. Untuk itu, berikan minum sedikit demi sedikit tapi sesering mungkin.
h. Cucilah tangan dan gunakan masker. Bayi prematur rentan terhadap infeksi. Untuk itu, batasi penjenguk dan mintalah mereka mencuci tangan terlebih dahulu dan menggunakan masker sebelum melihat bayi.
i. Patuhi petunjuk dokter perihal waktu kunjungan. Patuhi kontrol rutin yang sudah dijadwalkan dan ikuti petunjuk dokter agar kesehatan si kecil lebih terjaga.
j. Boleh dimandikan. Bayi prematur tidak dilarang untuk dimandikan. Namun sebelumnya, cermati dulu suhu tubuhnya, jangan sampai kurang dari 36,5° C. Mandikan ia 2 kali sehari dengan air hangat.
2. Bayi kuning
Kuning (karena tingginya kadar bilirubin) pada bayi umumnya timbul pada hari keempat dan berakhir pada usia bayi 2 minggu. Untuk itu ada beberapa hal yang tak boleh luput dari perhatian, seperti:
a. Patuhi jadwal kunjungan ke dokter berikutnya. Bila kadar bilirubin tidak terlalu tinggi (< st=”on”>Ada sel-sel yang normal, sehingga tetap berfungsi normal dan sehat. Bila kebetulan sel otak normal, taraf kecerdasan anak pun niscaya tak terganggu.
2. Anencephalus
Anenchepalus adalah keadaan di mana bayi lahir tanpa tulang tengkorak bagian atas, yang disertai tak sempurnanya pembentukan sebagian besar otak. Ini lantaran proses pembentukan tabung saraf yang tak sempurna. Karena kecacatannya cukup berat, bayi tersebut tak akan mampu bertahan hidup lebih lama, sehingga akan meninggal dunia segera setelah dilahirkan.Angka kejadiannya cukup jarang, kurang lebih satu dari 1.000 kelahiran. Sampai saat ini, penyebabnya yang pasti belum dapat ditemukan. Tapi kemungkinan besar terkait erat dengan kelainan genetika atau kelainan kromosom. Dijumpai pula hubungan dengan kekurangan asupan asam folat pada ibu hamil, sehingga penambahan asupan asam folat sejak hamil sangat dianjurkan. Anenchepalus juga dapat timbul pada janin akibat ibu menderita diabetes mellitus. Keadaan ini disebut embrio diabetik.Meski penyebabnya belum diketahui pasti, penting untuk mengamati kondisi janin pada kehamilan berikutnya. Sebab, ada 5% kemungkinan kasus anenchepalus berulang. Pengamatan dapat dilakukan dengan USG atau pemeriksaan kadar alfa-fetoprotein (AFP) pada darah ibu atau cairan ketuban.
3. Cacat Jantung Bawaan
Dari setiap 100 bayi, ditemukan satu bayi yang lahir dengan jantung tak normal. Kelainan semacam ini disebut ‘cacat jantung bawaan’. Ada bermacam-macam jenisnya. Misalnya, kegagalan pemisahan empat bilik pada jantung dan pembuluh besar yang dihasilkannya. Pada beberapa bayi, terbentuk lubang di sekat pemisah yang seharusnya masif, pembuluh darah yang seharusnya tertutup ternyata terbuka, atau pembuluh darah yang salah sambung. Jenis cacat jantung bawaan lainnya: ruang jantung terlalu sempit, arteri utama hampir tertutup, katup jantung tak normal dan bocor, serta penyempitan aorta atau batang nadi. Pada kasus penyempitan aorta atau batang nadi, aorta sangat menyempit pada satu tempat. Akibatnya, pasokan darah beroksigen ke seluruh tubuh menurun. Bilik jantung sebelah kiri dipaksa bekerja lebih keras, sehingga timbullah tekanan darah tinggi. Banyak kasus yang tak serius dan tak disadari sepanjang hidup. Kasus lainnya sembuh sendiri, tetapi sebagian lagi dapat mengancam nyawa dan harus diperbaiki dengan teknik operasi – mulai dari jahitan sederhana sampai penggantian bagian yang tak berfungsi dengan benda sintetis. b Rahmi Hastari/Dari berbagai sumber
Bayi Baru Lahir & Bayi Normal
DEFINISI
PERAWATAN AWAL
Peralihan yang berhasil dari janin yang terendam dalam cairan ketuban dan sepenuhnya bergantung pada plasenta (ari-ari) untuk pemenuhan kebutuhan makanan dan oksigennya, menjadi bayi yang menangis keras dan bernafas menghirup udara, merupakan suatu keajaiban.
Bayi baru lahir yang sehat memerlukan perawatan yang baik agar dapat tumbuh secara normal dan sehat.
Segera setelah lahir, dokter atau perawat dengan lembut akan membersihkan lendir dan benda-benda lain dari mulut, hidung dan tenggorokan bayi dengan alat penghisap.
Bayi akan segera bernafas sendiri.
Tali pusat dijepit pada dua tempat dan dipotong diantaranya.
Bayi kemudian dikeringkan dan dibaringkan diatas selimut hangat yang steril atau diatas perut ibunya.
Bayi kemudian ditimbang dan diukur panjangnya.
Dokter akan memeriksa adanya kelainan yang jelas terlihat, sedangkan pemeriksaan fisik secara lengkap akan dilakukan kemudian.
Kondisi bayi secara keseluruhan dinilai pada menit pertama dan 5 menit setelah kelahiran dengan menggunakan skor Apgar.
Skor Apgar adalah penilaian bayi baru lahir yang didasarkan pada:
– Warna kulit bayi (merah muda atau biru)
– Denyut jantung
– Pernafasan
– Respon bayi
– Ketegangan otot (lemah atau aktif).
Menjaga kehangatan bayi baru lahir adalah suatu hal yang sangat penting.
Sesegera mungkin bayi diberi baju dari bahan yang nyaman, dibedong dan kepalanya ditutup untuk mengurangi kehilangan panas tubuh.
Diberikan tetes mata perak nitrat atau antibiotik untuk perlindungan terhadap infeksi akibat kontak dengan organisme berbahaya selama persalinan.
Setelah dipindahkan ke ruang perawatan, bayi ditempatkan dalam tempat tidur bayi yang kecil dalam posisi miring dan menjaganya tetap hangat.
Menidurkan bayi dalam posisi miring akan mencegah penyumbatan saluran pernafasan oleh cairan atau lendir yang bisa menghalangi pernafasan.
Karena semua bayi baru lahir memiliki sedikit jumlah vitamin K, dokter atau perawat memberikan suntikan vitamin K untuk mencegah perdarahan (penyakit perdarahan pada bayi baru lahir).
Larutan antiseptik dioleskan pada tali pusat yang baru dipotong untuk mencegah infeksi.
Sekitar 6 jam atau lebih setelah lahir, bayi dimandikan.
Perawat mencoba untuk tidak membersihkan bahan putih berminyak (verniks kaseosa) yang menutupi hampir seluruh kulit bayi baru lahir, karena bahan ini membantu melindungi terhadap infeksi.
Penyebab bayi baru lahir lebih besar atau lebih kecil dari normal
1. Lebih besar dari normal
– Ibu menderita diabetes
– Ibu dengan kelebihan berat badan
– Bayi dengan kelainan jantung
– Keturunan
2. Lebih kecil dari normal
– Ibu memakai obat atau alkohol selama kehamilan
– Ibu merokok selama kehamilan
– Ibu dengan konsumsi gizi yang buruk selama kehamilan
– Ibu yang tidak melakukan perawatan kehamilan dengan baik
– Bayi yang terinfeksi dalam kandungan
– Bayi dengan kelainan kromosom.
PEMERIKSAAN FISIK
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dalam 12 jam pertama setelah bayi lahir.
Pemeriksaan dimulai dengan serangkaian pengukuran seperti:
– Menimbang berat badan, rata-rata bayi baru lahir beratnya adalah 3,5 kg
– Mengukur panjang badan, rata-rata panjang bayi baru lahir adalah 50 cm
– Mengukur lingkar kepala.
Selanjutnya dokter akan menilai kulit, kepala dan wajah, jantung dan paru-paru, sistem saraf, perut dan alat kelamin bayi.
Kulit biasanya kemerahan, walaupun jari-jari tangan dan jari-jari kaki nampak agak kebiruan karena sirkulasi darah yang kurang baik dalam jam-jam pertama kehidupan bayi baru lahir.
Persalinan normal dengan bagian kepala yang lebih dahulu keluar, akan mengakibatkan bentuk kepala bayi berubah dan hal ini menetap selama beberapa hari.
Tulang-tulang yang membentuk tengkorak kepala saling bertumpuk untuk memudahkan lahirnya kepala melalui jalan lahir.
Memar dan pembengkakan di kulit kepala adalah hal yang sering ditemui.
Pada persalinan sungsang dimana bokong lahir terlebih dahulu, biasanya tidak terjadi perubahan bentuk kepala bayi, sebagai gantinya anggota tubuh yang mengalami pembengkakan dan memar adalah bokong, alat kelamin dan kaki.
Kadang-kadang bisa terjadi perdarahan dari tulang kepala dan lapisan penutupnya (periosteum), mengakibatkan timbulnya benjolan di kepala (sefal hematom) yang akan menghilang dalam beberapa minggu.
Penekanan selama proses persalinan normal bisa menimbulkan memar pada wajah. Tekanan ini juga bisa menyebabkan wajah terlihat tidak simetris.
Asimetri pada wajah juga bisa terjadi karena kerusakan pada salah satu saraf wajah.
Penyembuhan pada umumnya akan terjadi secara perlahan-lahan dalam beberapa minggu.
Pemeriksaan jantung dan paru-paru dilakukan dengan stetoskop untuk memeriksa adanya suatu kelainan.
Kelainan pada salah satu dari organ ini juga bisa terlihat melalui warna kulit bayi dan keadaannya secara umum.
Dilakukan pemeriksaan terhadap denyut nadi di lipat paha.
Dokter juga akan memeriksa adanya kelainan pada saraf-saraf dan menguji refleks bayi.
# Refleks penting pada bayi baru lahir adalah refleks Moro, refleks mencucur dan refleks menghisap: Refleks Moro : bila bayi baru lahir dikejutkan, tangan dan kakinya akan terentang ke depan tubuhnya seperti mencari pegangan, dengan jari-jari terbuka.
# Refleks Mencucur : bila salah satu sudut mulut bayi disentuh, bayi akan memalingkan kepalanya ke sisi tersebut.
Refleks ini membantu bayi baru lahir untuk menemukan putting.
# Refleks Menghisap : bila suatu benda diletakkan dalam mulut bayi, maka bayi akan segera menghisapnya.
Pemeriksaan daerah perut dilakukan dengan menilai bentuknya, dan memeriksa ukuran, bentuk dan posisi alat-alat dalam seperti ginjal, hati dan limpa.
Pembesaran ginjal bisa menunjukkan adanya sumbatan pada aliran keluar dari air kemih.
Pemeriksaan lengan, tungkai dan pinggul dilakukan dengan menilai kelenturan dan kemampuan geraknya.
Masalah yang sering dijumpai pada bayi baru lahir adalah dislokasi panggul. Keadaan ini bisa diatasi dengan memasang atau menyimpan dua atau tiga lapis popok pada bayi untuk menahan panggul pada posisi normalnya, sampai sembuh. Jika perlu, bisa dipasang bidai oleh seorang ahli tulang.
Pemeriksaan alat kelamin pada anak laki-laki salah satunya untuk memastikan bahwa kedua buah pelirnya lengkap dalam kantong buah zakar.
Meskipun jarang dan tidak menimbulkan rasa nyeri pada bayi baru lahir, buah pelir bisa terpelintir (torsio testis), yang perlu diatasi dengan tindakan pembedahan darurat.
Pada bayi perempuan, bibir vaginanya menonjol.
Sisa hormon ibu yang didapat selama dalam kandungan akan menyebabkan bibir vagina ini membengkak selama beberapa minggu pertama.
BEBERAPA HARI PERTAMA
Segera setelah persalinan normal, ibu dibantu oleh petugas ruang persalinan untuk menggendong bayinya.
Jika ibunya menginginkan, pemberian air susu ibu bisa dimulai pada saat ini.
Sang ayah juga didorong untuk menggendong bayinya dan melewatkan saat-saat indah ini bersama.
Beberapa ahli percaya bahwa kontak fisik secara dini dengan bayi akan membantu terbentuknya ikatan yang kuat.
Tetapi orang tua bisa membentuk ikatan yang kuat dengan bayinya meskipun pada jam-jam pertama mereka tidak bersama-sama.
Selama beberapa hari pertama setelah kelahiran anaknya, orang tua belajar untuk memberi makan, memandikan dan memakaikan baju bayi dan akan segera terbiasa dengan kegiatan ini.
Meskipun ibu dan bayi harus tinggal selama seminggu bahkan lebih di rumah sakit, dewasa ini masa perawatan di rumah sakit hanya berkisar antara 2-3 hari saja.
Penjepit plastik pada tali pusar bayi akan dilepas dalam waktu 24 jam.
Setelah itu tali pusat yang tersisa harus selalu dibasahi dengan larutan alkohol, untuk mempercepat pengeringan dan mengurangi resiko terjadinya infeksi.
Penyunatan (sirkumsisi), kalau diinginkan, biasanya dilakukan dalam hari-hari pertama.
Tetapi prosedur ini harus ditunda jika penis abnormal, dimana kulit depannya mungkin memerlukan reparasi melalui bedah plastik.
Keputusan untuk melakukan sunat tergantung sepenuhnya pada keyakinan orang tua bayi.
Secara medis tindakan ini dimaksudkan untuk menghilangkan kelebihan kulit yang bisa menghambat aliran urin.
Alasan lain seperti mengurangi resiko kanker penis masih dalam perdebatan.
Sunat bisa beresiko bila dalam keluarga ada riwayat penyakit kelainan darah.
Sunat juga harus ditunda bila selama hamil ibunya mengkonsumsi obat-obatan yang meningkatkan resiko perdarahan seperti antikoagulan atau aspirin.
Dokter akan menunggu sampai semua jenis obat-obatan ini tidak terdapat lagi dalam sirkulasi bayi.
Bayi juga mendapat vitamin K untuk menghalangi anti pembekuan ini.
Kebanyakan bayi baru lahir akan mengalami ruam kulit dalam minggu-minggu pertama.
Ruam biasanya muncul di tempat kulit bergesekan dengan baju seperti lengan, tungkai dan punggung. Tetapi bisa juga muncul di wajah.
Ruam ini cenderung menghilang sendiri tanpa pengobatan.
Penggunaan lotion atau bedak, sabun wangi, air panas untuk mandi dan celana plastik untuk bayi akan memperburuk keadaan ini, terutama pada cuaca panas.
Pengeringan dan pengelupasan kulit sering terjadi setelah beberapa hari, terutama di lipatan pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
Bayi baru lahir memiliki beberapa benjolan keras dibawah kulitnya (nekrosis lemak subkutaneus), dimana penekanan tulang merusak beberapa jaringan lemak.
Pada persalinan dengan pertolongan forsep, benjolan tertentu sering ditemukan di kepala, pipi dan leher.
Benjolan bisa pecah menembus permukaan kulit, mengeluarkan cairan kuning jernih, tetapi biasanya akan segera sembuh.
Bayi yang sebetulnya normal akan tampak sedikit kuning pada hari kedua.
Yang harus diperhatikan adalah bila kuning muncul sebelum bayi berusia 24 jam.
Air kemih pertama yang dikeluarkan bayi bersifat pekat dan mengandung zat kimia urat yang tampak sebagai pewarnaan merah muda pada popok.
Dokter akan memeriksa penyebabnya, bila bayi belum berkemih dalam 24 jam.
Penundaan berkemih lebih sering terjadi pada bayi laki-laki.
Penundaan ini mungkin disebabkan karena kulit depan penisnya terlalu erat atau karena pembengkakan sementara dari penis setelah disunat.
Tinja yang pertama keluar disebut mekonium, konsistensinya lengket berwarna hitam kehijauan.
Setiap bayi harus mengeluarkan mekonium dalam 24 jam setelah kelahiran.
Kegagalan pengeluaran mekonium biasanya disebabkan mengerasnya mekonium dalam usus bayi, yang biasanya bisa dikeluarkan dengan satu atau dua enema secara lembut.
Cacat bawaan bisa menyebabkan penyumbatan yang lebih serius.
Bayi baru lahir akan kehilangan 5-10% dari berat badannya dalam beberapa hari pertama.
Berat ini akan segera kembali setelah bayi mulai menerima makanan dari luar.
PEMBERIAN MAKAN
Bayi normal memiliki refleks mencucur dan refleks menghisap yang aktif, dan dapat segera mulai makan setelah lahir.
Jika bayi tidak disusui oleh ibunya di ruang persalinan, pemberian makanan biasanya dimulai dalam 4 jam setelah kelahiran.
Meludah dan memuntahkan lendir adalah hal yang biasa terjadi pada hari pertama.
Jika hal ini terjadi lebih lama lagi, dokter atau perawat bisa membuang sisa lendir dari lambung dengan memasukkan selang secara perlahan melalui hidung menuju ke lambung.
Bayi baru lahir yang diberi susu botol bisa muntah karena alergi terhadap susu.
Sebagai gantinya diberikan formula yang rendah alergi.
Bila bayi masih muntah, harus dicari penyebabnya.
Muntah terus menerus pada bayi yang mendapat ASI bisa disebabkan oleh sumbatan pada saluran cerna yang menghalangi pengosongan lambung.
Bayi tidak pernah alergi terhadap ASI.
Bayi baru lahir akan berkemih sebanyak 6-8 kali sehari.
Mereka juga buang air besar setiap hari, menangis keras, keadaan kulitnya bagus dan mempunyai refleks menghisap yang kuat.
Semua ciri-ciri ini menandakan bahwa bayi mendapat cukup ASI atau susu formula.
Penambahan berat badan akan memperkuat hal tersebut.
Waktu tidur yang panjang diantara waktu makan menunjukkan bahwa bayi mendapat susu dalam jumlah yang cukup.
Meskipun kadang-kadang bayi yang mendapat ASI bisa tidur lama padahal tidak mendapatkan susu yang cukup.
Karena itu, bayi yang mendapat ASI, harus diperiksa secara dini dan secara rutin oleh dokter untuk memastikan bahwa pemberian makanannya mencukupi.
Pemberian Susu botol.
Bayi yang disusui melalui botol sering diberikan air suling yang steril pada saat pemberian makanan pertama, untuk meyakinkan bahwa mereka bisa mengisap dan menelan dan bahwa refleks muntahnya berfungsi dengan baik.
Air ini tidak membahayakan bayi yang memiliki masalah pemberian makanan.
Jika bayi tidak meludahkan air ini, bisa diberikan formula pada pemberian makanan berikutnya.
Di rumah sakit, bayi-bayi biasanya diberi makan setiap 4 jam untuk alasan efisiensi.
Susu formula yang mengandung kalori dan vitamin yang memadai bisa diberikan dalam botol steril.
Ibu tidak boleh memaksa bayinya untuk cepat-cepat menghabiskan susunya. Biarkanlah bayi minum sebanyak yang dia mau.
Pemberian makanan ini harus ditingkatkan secara bertahap selama minggu pertama kehidupan bayi.
Formula bayi yang diperjualbelikan lebih disukai dari pada susu sapi, yang tidak tepat untuk minggu pertama kehidupan bayi.
Meskipun susu sapi memiliki komposisi gizi yang seimbang untuk bayi, tetapi kandungan zat besinya kurang. Padahal zat besi penting untuk pembentukan sel darah merah.
Multivitamin yang diteteskan, yang mengandung vitamin A, C dan D, harus diberikan setiap hari kepada bayi yang mendapat formula atau ASI selama tahun pertama dan pada musim dingin, dimana sinar matahari dan aktivasi vitamin D terbatas.
Fluor bisa ditambahkan ke dalam formula, jika tidak tersedia air yang mengandung fluor.
Bayi yang diberi susu botol harus diberi air putih diantara pemberian susunya, terutama jika cuaca panas atau lingkungannya panas dan kering.
Kadang-kadang bayi yang tidak cukup diberi makan bisa memerlukan pemberian makanan tambahan melalui infus. Dokter kemudian akan mencoba mencari tahu apa penyebabnya.
Pemberian Air Susu Ibu.
Air susu ibu adalah makanan yang paling ideal untuk bayi.
Kelebihan yang dimiliki ASI dibandingkan susu botol adalah:
# ASI menyediakan zat-zat gizi yang diperlukan bayi dalam bentuk yang paling mudah dicerna dan paling mudah diserap
# ASI mengandung antibodi dan sel-sel darah putih yang melindungi bayi terhadap infeksi
# ASI bisa merubah keasaman tinja dan flora usus sehingga melindungi bayi terhadap diare karena bakteri.
Karena sifat perlindungan tersebut, bayi yang diberi ASI pada umumnya lebih jarang terkena infeksi dibandingkan bayi yang diberi susu botol.
Keuntungan bagi ibu adalah ikatan batin dengan bayi lebih kuat dan ibu merasa dekat dengan bayinya.
Cairan encer kekuningan, yang disebut kolostrum, mengalir dari puting ibu sebelum ASI diproduksi. Kolostrum kaya akan kalori, protein dan antibodi.
Antibodi dalam kolostrum akan sangat berharga bila diserap langsung ke dalam tubuh dari lambung. Dengan jalan ini, bayi terlindungi dari penyakit yang antibodinya telah dibentuk oleh ibu.
Puting ibu tidak memerlukan persiapan khusus sebelum digunakan untuk menyusui. Mengeluarkan cairan secara manual sebelum persalinan bahkan pada awal persalinan, bisa menyebabkan infeksi payudara (mastitis).
Secara alami, dihasilkan pelumas untuk melindungi permukaan areola dan puting yang dipersiapkan untuk diisap. Pelumas ini tidak boleh dibersihkan/diseka.
Ibu mengambil posisi yang nyaman dan santai, mungkin berbaring hampir mendatar dan berganti posisi untuk payudara kiri dan kanan. Bayi menghadap ke ibu.
Ibu memegang payudaranya, dengan ibu jari dan telunjuk di puncak payudara dan jari lainnya di bawah payudara, dan menyentuhkan putingnya ke bibir bawah bayi. Ini akan merangsang bayi untuk membuka mulutnya (refleks mencucur) dan melahap payudara ibu.
Ibu mendorong puting dan areola payudara ke dalam mulut bayi, memastikan bahwa puting berada di tengah-tengah untuk mencegah terjadinya luka pada puting payudara.
Sebelum menjauhkan bayi dari puting payudara, ibu menghentikan kegiatan menyusui ini dengan memasukkan jarinya ke dalam mulut bayi dan dengan lembut menekan dagu bayi ke bawah.
Pada awalnya, bayi menyusu hanya beberapa menit setiap kalinya.
Refleks umpan balik (refleks let-down) dalam tubuh ibu akan memacu pembentukan ASI.
Pengisapan yang berlebihan pada awal menyusui harus dihindari.
Puting yang luka merupakan akibat dari posisi menyusui yang salah dan lebih sulit untuk mengobatinya.
Pada sisi yang lain, produksi ASI tergantung pada waktu menyusui yang memadai. Waktu menyusui akan meningkat secara bertahap sampai produksi ASI benar-benar stabil.
Mulanya bayi disusui sekitar 10 menit, kemudian disusui selama bayi menginginkannya.
Untuk anak pertama, produksi ASI biasanya terjadi dalam 72-97 jam setelah persalinan. Untuk anak berikutnya, ASI akan lebih cepat terbentuk.
Jika ibu merasa lelah selama malam-malam pertama, pemberian ASI pada tengah malam (jam 2 malam) bisa diganti dengan air. Tetapi tenggang waktu antara menyusui tidak boleh lebih dari 6 jam.
Menyusui hendaknya berdasarkan kemauan bayi, tidak berdasarkan waktu. Demikian pula halnya dengan lamanya menyusui, harus disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Ibu harus memeriksakan bayinya ke dokter, terutama pada anak pertama, pada 7-10 hari setelah persalinan sehingga dokter bisa mengetahui bagaimana proses menyusui berlangsung dan menjawab berbagai pertanyaan mengenai menyusui.
Payudara cenderung membengkak dan menimbulkan rasa tidak nyaman selama hari-hari pertama menyusui. Pembengkakan ini bisa dikurangi dengan lebih sering menyusui.
Mengenakan BH yang nyaman selama 24 jam sehari bisa membantu mengurangi nyeri. Mengeluarkan ASI dengan tangan juga akan mengurangi tekanan.
Ibu mungkin perlu mengeluarkan ASInya secara manual sebelum menyusui agar mulut bayi dapat mencakup daerah areola yang membengkak.
Tetapi pengeluaran berlebihan diantara waktu menyusui cenderung menyebabkan pembengkakan yang berlanjut dan pengeluaran secara manual seharusnya hanya dilakukan untuk mengurangi rasa tidak nyaman.
Posisi yang salah dari bayi juga bisa menyebabkan luka pada puting ibu. Kadang-kadang bayi menarik bibir bawahnya dan mengisapnya, menimbulkan iritasi pada puting. Bila hal ini terjadi, ibu dapat melepaskan bibir bayi dengan jari ibu.
Setelah menyusui, ASI yang tersisa di puting dibiarkan mengering dengan sendirinya, jangan dilap atau dicuci. Bisa juga dikeringkan dengan pengering rambut dengan panas yang rendah.
Pada iklim yang sangat kering, lanolin hipoalergenik atau salep bisa dioleskan pada puting. BH yang dilapisi plastik harus dihindari.
Seorang ibu yang menyusukan ASInya, memerlukan zat gizi tambahan terutama kalsium. Hasil olahan susu merupakan sumber kalsium yang sangat baik. Tetapi jika ibu tidak menyukai susu, bisa diganti dengan kacang-kacangan dan sayuran hijau. Atau ibu juga bisa mengkonsumsi kalsium tambahan dalam bentuk tablet.
Vitamin tambahan tidak diperlukan lagi bila kebutuhan gizi sudah terpenuhi dalam makanan ibu, yang terutama harus mengandung vitamin C, vitamin B6 dan vitamin B12 yang cukup.
Kapan saatnya bayi disapih (berhenti mendapatkan ASI), tergantung kepada kebutuhan dan keinginan dari ibu dan bayi. Pemberian ASI selama minimal 6 bulan akan sangat menguntungkan.
Penyapihan secara bertahap akan lebih mudah, baik bagi ibu maupun bayi, dari pada pemberhentian secara tiba-tiba.
Pada saat disapih, biasanya bayi diperkenalkan kepada makanan padat. ASI diberikan sebanyak 8-10 kali/hari, dan makanan padat diberikan sampai 3 kali/hari. Pemberian ASI secara bertahap lalu dikurangi.
Bila bayi sudah berumur 7 bulan, satu kali menyusui ASI hendaknya diganti dengan sebotol jus buah, ASI yang diperas atau formula.
Belajar minum dari gelas merupakan saat perkembangan yang penting dan biasanya bisa terlaksana pada saat bayi berusia 10 bulan.
Beberapa bayi tetap memerlukan 1-2 kali/hari menyusu kepada ibunya sampai berusia 18-24 bulan.
Jika menyusui berlangsung lebih lama, anak juga harus diberi makanan padat dan diajari minum dengan gelas.
Pemberian Makanan Padat.
Waktu untuk mulai memberikan makanan padat tergantung pada kebutuhan dan kesiapan bayi.
Biasanya sebelum mencapai umur 6 bulan, bayi tidak memerlukan makanan padat, meskipun mereka sudah bisa menelan makanan pada usia 3 atau 4 bulan.
Kadang-kadang orang tua memaksakan bayi untuk banyak memakan makanan padat agar tidur lelap di malam hari. Tapi hal ini tidak akan berhasil dan bisa menimbulkan masalah pemberian makanan di kemudian hari.
Banyak bayi yang mendapatkan makanan padatnya setelah minum susu botol atau ASl, sehingga kebutuhan menghisapnya sudah terpenuhi dan rasa laparnya sudah hilang.
Pertama kali biasanya diberikan bubur gandum, lalu buah-buahan dan sayuran.
Alergi atau sensitivitas terhadap makanan lebih mudah diketahui bila bayi diberikan bubur, buah atau sayuran yang sama selama beberapa hari.
Makanan ini hendaknya diberikan dengan sendok sehingga bayi belajar cara makan yang baru.
Kebanyakan makanan bayi yang diperjualbelikan, terutama jenis makanan penutup dan sup, mengandung tepung dalam kadar tinggi. Tepung tidak mengandung vitamin atau mineral, kalorinya tinggi dan sulit dicerna oleh bayi.
Beberapa makanan bayi instan juga mengandung natrium dalam kadar sangat tinggi.
Makanan yang dibuat di rumah harganya jauh lebih murah dan nutrisinya jauh lebih baik.
Daging dapat diberikan setelah bayi berumur 7 bulan. Daging lebih baik dibandingkan makanan kaya karbohidrat, karena bayi memerlukan protein dalam jumlah besar.
Karena kebanyakan bayi tidak menyukai daging, pemberiannya harus hati-hati dan penuh perhatian.
Banyak anak alergi terhadap gandum, telur dan coklat sehingga pemberiannya pada bayi sebaiknya ditunda sampai usia 1 tahun.
Memberikan makanan ini akan menyebabkan alergi di kemudian hari.
Pemberian madu sebaiknya setelah usia 1 tahun, karena kemungkinan adanya spora Clostridium botulinum.
Spora ini bisa menyebabkan botulisme pada bayi, tapi tidak berbahaya pada anak yang lebih tua.
PERKEMBANGAN FISIK
Perkembangan fisik bayi tergantung kepada faktor keturunan, gizi dan lingkungan. Kelainan fisik dan psikis juga bisa mempengaruhi pertumbuhannya.
Pertumbuhan optimal memerlukan gizi dan kesehatan yang optimal pula.
Panjang badan bayi bertambah sekitar 30% pada usia 5 bulan dan lebih dari 50% dalam setahun.
Berat badannya akan menjadi dua kali lipat dalam 3 bulan dan tiga kali lipat dalam 1 tahun.
Organ-organ yang berbeda tumbuh dengan tingkatan yang berbeda.
Misalnya sistem reproduksi berubah sangat sedikit sebelum masa pubertas. Sementara perkembangan otak hampir seluruhnya terpenuhi selama tahun pertama kehidupan seorang anak. Pada saat dilahirkan ukuran otak kira-kira 1/4 ukurannnya di saat dewasa. Pada usia satu tahun ukurannya 3/4 ukuran dewasa.
Fungsi ginjal pada akhir tahun pertama sudah mencapai fungsi dewasanya.
Gigi depan bawah akan muncul pada umur 5-9 bulan. Gigi depan atas akan muncul pada umur 8-12 bulan.
PERKEMBANGAN PERILAKU & INTELEKTUAL
Tingkat perkembangan perilaku dan intelektual berbeda antara anak yang satu dengan lainnya.
Kadang-kadang terdapat pola tertentu dalam suatu keluarga seperti terlambat berjalan atau terlambat bicara.
Faktor lingkungan seperti kurangnya stimulasi bisa menghambat perkembangan normal. Faktor fisik seperti tuli juga bisa memperlambat perkembangan bayi.
Meskipun perkembangan anak-anak biasanya terus berkelanjutan, tapi bisa terhenti pada suatu fungsi tertentu, misalnya bicara.
Pada awalnya bayi tidur hampir sepanjang waktu.
Bayi bisa makan, batuk bila saluran nafasnya terganggu dan menangis sebagai reaksi terhadap gangguan atau ketidaknyamanan.
Pada usia 6 minggu bayi akan melihat langsung pada objek yang berada langsung di depannya dan tersenyum bila diajak bicara. Kepalanya masih bergoyang kalau bayi ditarik ke posisi duduk.
Pada usia 3 bulan bayi tersenyum bila mendengar suara ibunya, membuat suara-suara pertamanya dan mengikuti objek bergerak. Kepala sudah mantap bila bayi dalam posisi duduk. Bayi akan menggenggam objek dalam tangannya.
Pada usia 6 bulan, bayi bisa duduk dengan bantuan dan berguling. Kebanyakan bayi bisa berdiri dengan bantuan dan bisa memindahkan suatu benda dari tangan yang satu ke tangan yang lain. Bayi mengeluarkan suara bila sedang bermain.
Pada usia 9 bulan bayi bisa duduk dengan baik dan merangkak, menarik dirinya ke posisi berdiri dan mengatakan “mama” dan “papa” dengan jelas.
Pada usia 12 bulan bayi biasanya sudah bisa berjalan dengan memegang tangan seseorang dan mengucapkan beberapa kata.
PEMERIKSAAN PADA TAHUN PERTAMA
Tes penyaringan (screening test) dimaksudkan untuk mengetahui adanya kelainan pada tahap awal.
Diagnosis dini dan pengelolaan tepat bisa mengurangi atau mencegah kelainan yang akan mempengaruhi perkembangan kesehatan bayi.
Sebelum meninggalkan rumah sakit, bayi baru lahir diambil darahnya untuk sejumlah pemeriksaan laboratorium.
Contohnya untuk mengetahui kadar hormon tiroid dalam darah, karena kadar yang rendah bisa menyebabkan kretinisme, suatu kelainan tiroid menahun yang ditandai dengan perkembangan fisik dan mental yang terhambat.
Seorang bayi baru lahir dengan kadar hormon tiroid yang rendah mendapatkan pengobatan hormon tiroid per-oral (melalui mulut) pada hari ke7-10.
Penyakit lainnya, fenilketonuria, jika tidak diobati bisa menyebabkan keterbelakangan mental.
Banyak tes uji saring lainnya yang bisa dilakukan.
Contohnya uji saring terhadap homosistinuria, penyakit kemih sirup mapel, galaktosemia dan penyakit sel sabit.
Kadang-kadang uji saring ini dilakukan berdasarkan latar belakang suku bangsa dan genetik dari orang tuanya.
Panjang badan, berat badan dan lingkar kepala selalu diperiksa pada setiap kunjungan rutin ke dokter dalam tahun pertama.
Pada setiap kunjungan dokter akan mendengarkan bunyi jantung bayi dengan stetoskop. Suatu kelainan bunyi bisa menandakan adanya penyakit jantung.
Pada setiap kunjungan, dokter juga akan memeriksa perut bayi karena beberapa kanker yang jarang seperti tumor Wilm dan neuroblastoma dapat diketahui hanya sejalan dengan pertumbuhan bayi.
Bayi yang dilahirkan prematur secara berkala akan menjalani pemeriksaan mata untuk menemukan adanya retinopati karena prematuritas.
IMUNISASI
Anak-anak harus diimunisasi untuk melindungi mereka terhadap penyakit menular. Vaksin sangat aman dan efektif, walaupun beberapa anak bisa saja mengalami reaksi ringan setelah diimunisasi.
Kebanyakan vaksin diberikan melalui suntikan dan beberapa melalui mulut, misalnya polio.
Vaksin pertama yang diterima bayi adalah vaksin Hepatitis B, lalu dosis pertama vaksin ini diberkan selama minggu pertama kehidupan, kadang keitka bayi masih di rumah sakit. Imunisasi rutin lainnya dimulai pada minggu ke 6-8.
Imunisasi tidak boleh ditunda, meskipun bayi sedang mengalami demam ringan karena infeksi ringan biasa.
Banyak vaksin memerlukan lebih dari satu dosis untuk memberikan perlindungan penuh.
Jadwal imunisasi yang harus diberikan bukanlah jadwal yang kaku. Orang tua sebaiknya berusaha membawa anaknya untuk imunisasi sesuai jadwal, tapi bila terjadi penundaan, hasil akhir kekebalan yang didapat tidak akan terpengaruh. Juga tidak diperlukan pengulangan serial vaksin dari awal.
Beberapa vaksin dianjurkan diberikan pada keadaan tertentu. Misalnya, vaksin Hepatitis A diberikan kepada orang-orang yang melanjutkan sekolahnya atau bepergian ke luar negeri.
Pada satu kali kunjungan ke dokter, mungkin diberikan lebih dari satu vaksin. Tetapi beberapa vaksin sering dicampurkan dalam satu suntikan, misalnya vaksin pertusis, difteri, tetanus dan Hemophilus influenzae tipe B.
Suatu vaksin kombinasi mengurangi jumlah suntikan tetapi tidak menjamin kemanan dan efektivitas vaksinnya.
Untuk membantu mencegah gastroenteritis berat karena infeksi rotavirus, bisa diberikan vaksin rotavirus per-oral (melalui mulut).
KEJADIAN PENTING DALAM TAHUN PERTAMA
1 bulan
– Membawa tangannya menuju ke mata dan mulut
– Menggerakkan kepala ke kanan dan ke kiri jika ditengkurapkan
– Mengikuti pergerakan benda pada jarak sekitar 15 cm dari garis tengah mukanya (tepat di depannya)
– Bereaksi terhadap suara berupa kaget, menangis atau terdiam
– Berpaling kepada suara atau bunyi yang dikenalnya
– Memperhatikan wajah seseorang
3 bulan
– Mengangkat kepala 45 derajat (mungkin sampai 90 derajat) jika ditengkurapkan
– Membuka dan menutup tangannya
– Jika diberdirikan diatas permukaan yang datar, kakinya menekan ke bawah
– Mengikuti gerakan mainan yang bergoyang dan berusaha mencapainya
– Mengikuti pergerakan benda di depan wajahnya, dari kanan ke kiri atau sebaliknya
– Memperhatikan wajah lebih seksama
– Tersenyum mendengar suara ibunya
– Mulai mengeluarkan suara-suara
5 bulan
– Mulai bisa menegakkan kepalanya dengan mantap
– Berguling dari tengkurap ke terlentang
– Menggapai benda
– Mengenali orang pada jarak tertentu
– Mendengarkan suara orang dengan seksama
– Tersenyum spontan
– Menjerit dengan gembira
7 bulan
– Duduk tanpa bantuan
– Bila diberdirikan, bisa menahan beberapa berat badannya
– Memindahkan benda dari tangan kanan ke tangan kiri atau sebaliknya
– Memperhatikan benda yang dijatuhkan
– Bereaksi bila namanya dipanggil
– Bereaksi bila dilarang
– Mengoceh, menggabungkan vokal dan konsonan
– Bergoyang dengan penuh suka cita bila diajak bermain
– Bermain ciluk-ba
9 bulan
– Berusaha menggapai mainan yang berada diluar jangkauannya
– Tampak keberatan bila mainannya diambil
– Merangkak atau melata pada tangan dan lutunya
– Berusaha untuk berdiri
– Berdiri dengan berpegangan
– Mengucapkan ‘mama’ atau ‘papa’
12 bulan
– Duduk dari posisi tengkurap
– Berjalan dengan berpegangan, mungkin melangkah 1-2 langkah tanpa bantuan
– Berdiri tegak tanpa bantuan untuk beberapa saat
– Memanggil orangtuanya dengan menyebut ‘mama’ atau ‘papa’
– Minum dari gelas
– Bertepuk tangan dan melambaikan tangannya.
SUMBER : Apotik online dan media informasi obat – penyakit :: m e d i c a s t o r e . c o m
Kunjungan Neonatus
Bayi hingga usia kurang dari satu bulan merupakan golongan umur yang paling rentan atau memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kepada neonatus (0-28 hari). Dalam pelayanan kesehatan neonatus, petugas selain melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga memberikan konseling perawatan bayi kepada ibu.
Cakupan Kunjungan Neonatus secara keseluruhan di Propinsi Kalimantan Tengah tahun 2005 sebesar 83,12% dari seluruh neonatus 42.477, berarti masih ada 16,88 % neonatus yang tidak melakukan kunjungan kedua ke sarana pelayanan kesehatan. Ditinjau menurut kabupaten / kota maka ada 2 kabupaten yang cakupan kunjungan neonatusnya melebihi atau sama dengan target Kunjungan Neonatus Indonesia Sehat 2010 yaitu Kabupaten Barito Timur 101,66% dan Kabupaten Murung Raya sebesar 100% (Tabel SPM 2).
Kunjungan Bayi
Dari hasil kompilasi data profil kesehatan kabupaten/ kota tahun 2005 cakupan kunjungan bayi di Propinsi Kalimantan Tengah sebesar 78,05% (37.205) dari 47.669 jumlah bayi. Namun data ini belum mencakup semua kunjungan bayi yang melakukan kunjungan ke sarana pelayanan swasta. Untuk mengetahui kunjungan bayi secara detail terdapat pada tabel SPM 2.
Kunjungan Neonatus
Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada Neonatus ( 0-28 hari) minimal 2 kali, satu kali pada umur 0-7 hari dan dua kali lagi pada umur 8-28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan Neonatus, petugas kesehatan disamping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Cakupan kunjungan Neonatus KN 1 dan KN 2 selama tahun 2005 s/d tahun 2007 di kelurahan sangasanga per kelurahan dalam dilihat pada gambar dibawah ini :
e. Kunjungan Bayi
Hasil kunjungan bayi di wilayah Kecamatan Sangasanga menunjukkan bahwa persentase cakupan kunjungan bayi pada tahun 2005 s/d tahun 2007 adalah sebagai berikut. Pada tahun 2005 jumlah kunjungan bayi sebesar …….%, pada tahun 2006 sebesar…….% sedangkan untuk tahun 2007 kunjungan bayi sebesar ……%. Adapun kelurahan yang mendapat kunjungan bayi tertinggi adalah kelurahan……… sedangkan keluran dengan persentase kunjungan terendah adalah kelurahan ………
. Kunjungan Neonatus
Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0 – 28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0 – 7 hari dan satu kali lagi pada umur 8 – 28 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan di samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu.
Kunjungan neonatus (KN2) di Kabupaten Banyuwangi tahun 2007 sebesar 22.391 (88,23%) dari target sebanyak 25.379 neonatus. Cakupan ini meningkat dibanding tahun 2006 yang mencapai 87,48%. Cakupan tertinggi 98,98% adalah Puskesmas Singojuruh. Sedangkan yang terendah adalah Puskesmas Tapanrejo dengan cakupan 76,92% (lihat Tabel 15).
2. Kunjungan Bayi
Kunjungan bayi di Kabupaten Banyuwangi tahun 2007 sebesar 23.763 (48,47%) dari target sebanyak 49.024 bayi yang ada. Cakupan tertinggi 52,66% terdapat pada Puskesmas Yosomulyo. Sedangkan yang terendah pada Puskesmas Tapanrejo dengan cakupan 42,27% (lihat Tabel 15).
Peralatan Keperawatan Lanjut
Nama Alat | Keperawatan Maternitas | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jumlah Alat | 1 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Deskripsi Alat | 1. Asuhan Keperawatan : Antenatal/Prenatal
2. Asuhan Keperawatan : Intranatal/Partus Ø Set Vulva Hygiene
Ø Set Partus
Ø Set Hecting
Ø Alat-alat lain
3. Asuhan Keperawatan : Postnatal/nifas
4. Asuhan Keperawatan :Resusitasi pada bayi
|
ALAT-ALAT UKUR ERGONOMI
By:
AFIF KURNIAWAN, SKM
1. Antropometri
Alat ukur dimensi tubuh manusia dan karakteristik khusus lain dari tubuh yang relevan dengan perancangan alat-alat/benda-benda yang digunakan manusia.
Antropometri dibagi atas dua bagian utama, yaitu:
Antropometri statis (struktural)
Pengukuran manusia pada posisi diam, dan linier pada permukaan tubuh.
Antropometri Dinamis (fungsional)
pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya.
Yang sering disebut sebagai antropometri rekayasa adalah aplikasi dari kedua bagian utama di atas untuk merancang workspace dan peralatan.
Faktor sampel antropometri
Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecenderungan berkurang setelah 60 tahun.
Jenis kelamin
Pria pada umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali bagian dada dan pinggul.
Rumpun dan Suku Bangsa
Sosio ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh.
Pekerjaan, aktivitas sehari-hari juga berpengaruh
Kondisi waktu pengukuran
Jenis Disain Peralatan Kerja
Design for extreme individuals
mengambil ukuran tubuh paling besar dan paling kecil dan pralatan dibuat dapat diubah ukurannya
Design for adjustable range
Merancang peralatan dengan pengelompokan tertentu
Design for average
Merancang peralatan berdasarkan rata-rata seluruh sampel pekerja
Contoh
2. Audiometri
Kegunaan
Mengukur kepekaan pendengaran terhadap bunyi. Makin cepat dapat mendengar bunyi, berarti makin responsif. Ini berguna untuk memastikan pendengaran subjek masih cukup baik untuk menangkap isyarat bunyi, seperti alarm tanda bahaya di tengah-tengah dengung mesin kerja.
Alat
Box kedap suara; audiometer (pembangkit bunyi) dengan berbagai tingkat frekuensi
Cara pengujian
Subjek masuk ke box kedap suara. Dari luar, audiometer diatur untuk mengeluarkan bunyi dengan berbagai frekuensi Melalui headphone, subjek harus berkonsentrasi & memberi isyarat kapan dia mendengar & kapan tidak. Rekor mendengar tercepat dicatat & dibentuk jadi grafik.
3. Spirometri
Mengukur kapasitas hisap & hembus paru-paru. Biasa dipakai untuk tes kebugaran kardiovaskular juga. Tapi terutama dipakai untuk mengecek kesehatan pernafasan pekerja. Hasil baik-buruk dipengaruhi oleh gender, usia, berat & tinggi badan, serta jenis ras.
Alat
Spiro-analyzer, yaitu pistol pendeteksi nafas yang terhubung ke komputer mini. Alat ini secara otomatis mengukur pola nafas subjek & mentransformasikannya ke bentuk grafik
Cara pengujian
Subjek bernafas normal lewat pistol Spiro-analyzer yang dimasukkan ke mulut. Pada tarikan nafas yang keempat, subjek harus menarik nafas sedalam-dalamnya. kemudian menghembuskannya sekuat mungkin sampai habis. Grafik & angka yang terbaca lalu disesuaikan ke tabel referensi.
4. Uji Getaran
Kegunaan
Mengukur apakah getaran mesin yang terpapar ke badan dapat ditoleransi, mengganggu kenyamanan, meningkatkan kelelahan, atau malah sudah mengganggu kesehatan.
Alat
Gelang pengukur getaran
Cara pengujian
Bagian tubuh yang bersinggungan langsung dengan getaran dari mesin dipasangi gelang pengukur. Angka yang terbaca dari gelang pengukur dicocokkan dengan tabel referensi. Angka sebaiknya tidak melebihi ambang batas yang telah ditetapkan.
5. Uji Bising
Kegunaan
Mengukur seberapa besar suara bising mempengaruhi pekerja dalam melaksanakan tugasnya. Uji ini juga merupakan pengukuran terhadap tingkat kebisingan yang mungkin tercipta dari suatu ruangan kerja.
Alat
Sound Level Meter (SLM) & Noise Dosimeter
Cara pengujian
Pada umumnya SLM & Noise dosimeter diarahkan ke sumber suara, setinggi telinga, agar dapat menangkap kebisingan yang tercipta. Untuk keperluan mengukur kebisingan di suatu ruangan kerja, pencatatan dilaksanakan satu shift kerja penuh dengan beberapa kali pencatatan dari SLM.
6. Uji Debu
Kegunaan
Ini bukan pengujian untuk pekerja, tetapi lingkungan kerja. Uji ini dipakai untuk mengetahui kadar debu total yang ada di udara tempat bekerja.
Alat
Dust sampler (wadah penampung debu); Pompa hisap; & Desikator (kotak penyimpanan steril)
Cara pengujian
Sampel debu dari ruang yang diukur diambil menggunakan dust sampler. Agar sampel debu dapat terambil ke wadah, dust sampler dihubungkan ke pompa hisap memakai selang silikon. Setelah jangka waktu tertentu pompa hisap dinyalakan, sampel debu telah menempel pada dust sampler yang kemudian dapat diteliti di laboratorium setelah sebelumnya disimpan lebih dulu dalam desikator
7. Uji Iklim
Kegunaan
Ini juga merupakan pengujian untuk lingkungan kerja, yaitu pengujian berbagai jenis suhu yang terdapat pada suatu ruangan kerja.
Alat
Termometer Arsman; Psikrometer; Termometer Globe
Cara pengujian
Alat-alat tadi adalah pengukur suhu untuk berbagai keadaan. Teknik pengukuran suhunya cukup dengan meletakkan semua alat pada ruangan yang dimaksud. Termometer Arsman akan mengukur suhu basah alami dari ruangan. Psikrometer mengukur suhu basah & suhu kering ruangan. Sedangkan Termometer Globe mengukur suhu radiasi yang ada di ruangan. Kombinasi perhitungan suhu dari semua alat tersebut dapat dipakai untuk menentukan berapa lama seseorang diperbolehkan bekerja pada ruangan yang telah diuji iklimnya tadi.
ALAT-ALAT UKUR ERGONOMI
By:
AFIF KURNIAWAN, SKM
1. Antropometri
Alat ukur dimensi tubuh manusia dan karakteristik khusus lain dari tubuh yang relevan dengan perancangan alat-alat/benda-benda yang digunakan manusia.
Antropometri dibagi atas dua bagian utama, yaitu:
Antropometri statis (struktural)
Pengukuran manusia pada posisi diam, dan linier pada permukaan tubuh.
Antropometri Dinamis (fungsional)
pengukuran keadaan dan ciri-ciri fisik manusia dalam keadaan bergerak atau memperhatikan gerakan-gerakan yang mungkin terjadi saat pekerja tersebut melaksanakan kegiatannya.
Yang sering disebut sebagai antropometri rekayasa adalah aplikasi dari kedua bagian utama di atas untuk merancang workspace dan peralatan.
Faktor sampel antropometri
Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai sekitar 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Ada kecenderungan berkurang setelah 60 tahun.
Jenis kelamin
Pria pada umumnya memiliki dimensi tubuh yang lebih besar kecuali bagian dada dan pinggul.
Rumpun dan Suku Bangsa
Sosio ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh.
Pekerjaan, aktivitas sehari-hari juga berpengaruh
Kondisi waktu pengukuran
Jenis Disain Peralatan Kerja
Design for extreme individuals
mengambil ukuran tubuh paling besar dan paling kecil dan pralatan dibuat dapat diubah ukurannya
Design for adjustable range
Merancang peralatan dengan pengelompokan tertentu
Design for average
Merancang peralatan berdasarkan rata-rata seluruh sampel pekerja
Contoh
2. Audiometri
Kegunaan
Mengukur kepekaan pendengaran terhadap bunyi. Makin cepat dapat mendengar bunyi, berarti makin responsif. Ini berguna untuk memastikan pendengaran subjek masih cukup baik untuk menangkap isyarat bunyi, seperti alarm tanda bahaya di tengah-tengah dengung mesin kerja.
Alat
Box kedap suara; audiometer (pembangkit bunyi) dengan berbagai tingkat frekuensi
Cara pengujian
Subjek masuk ke box kedap suara. Dari luar, audiometer diatur untuk mengeluarkan bunyi dengan berbagai frekuensi Melalui headphone, subjek harus berkonsentrasi & memberi isyarat kapan dia mendengar & kapan tidak. Rekor mendengar tercepat dicatat & dibentuk jadi grafik.
3. Spirometri
Mengukur kapasitas hisap & hembus paru-paru. Biasa dipakai untuk tes kebugaran kardiovaskular juga. Tapi terutama dipakai untuk mengecek kesehatan pernafasan pekerja. Hasil baik-buruk dipengaruhi oleh gender, usia, berat & tinggi badan, serta jenis ras.
Alat
Spiro-analyzer, yaitu pistol pendeteksi nafas yang terhubung ke komputer mini. Alat ini secara otomatis mengukur pola nafas subjek & mentransformasikannya ke bentuk grafik
Cara pengujian
Subjek bernafas normal lewat pistol Spiro-analyzer yang dimasukkan ke mulut. Pada tarikan nafas yang keempat, subjek harus menarik nafas sedalam-dalamnya. kemudian menghembuskannya sekuat mungkin sampai habis. Grafik & angka yang terbaca lalu disesuaikan ke tabel referensi.
4. Uji Getaran
Kegunaan
Mengukur apakah getaran mesin yang terpapar ke badan dapat ditoleransi, mengganggu kenyamanan, meningkatkan kelelahan, atau malah sudah mengganggu kesehatan.
Alat
Gelang pengukur getaran
Cara pengujian
Bagian tubuh yang bersinggungan langsung dengan getaran dari mesin dipasangi gelang pengukur. Angka yang terbaca dari gelang pengukur dicocokkan dengan tabel referensi. Angka sebaiknya tidak melebihi ambang batas yang telah ditetapkan.
5. Uji Bising
Kegunaan
Mengukur seberapa besar suara bising mempengaruhi pekerja dalam melaksanakan tugasnya. Uji ini juga merupakan pengukuran terhadap tingkat kebisingan yang mungkin tercipta dari suatu ruangan kerja.
Alat
Sound Level Meter (SLM) & Noise Dosimeter
Cara pengujian
Pada umumnya SLM & Noise dosimeter diarahkan ke sumber suara, setinggi telinga, agar dapat menangkap kebisingan yang tercipta. Untuk keperluan mengukur kebisingan di suatu ruangan kerja, pencatatan dilaksanakan satu shift kerja penuh dengan beberapa kali pencatatan dari SLM.
6. Uji Debu
Kegunaan
Ini bukan pengujian untuk pekerja, tetapi lingkungan kerja. Uji ini dipakai untuk mengetahui kadar debu total yang ada di udara tempat bekerja.
Alat
Dust sampler (wadah penampung debu); Pompa hisap; & Desikator (kotak penyimpanan steril)
Cara pengujian
Sampel debu dari ruang yang diukur diambil menggunakan dust sampler. Agar sampel debu dapat terambil ke wadah, dust sampler dihubungkan ke pompa hisap memakai selang silikon. Setelah jangka waktu tertentu pompa hisap dinyalakan, sampel debu telah menempel pada dust sampler yang kemudian dapat diteliti di laboratorium setelah sebelumnya disimpan lebih dulu dalam desikator
7. Uji Iklim
Kegunaan
Ini juga merupakan pengujian untuk lingkungan kerja, yaitu pengujian berbagai jenis suhu yang terdapat pada suatu ruangan kerja.
Alat
Termometer Arsman; Psikrometer; Termometer Globe
Cara pengujian
Alat-alat tadi adalah pengukur suhu untuk berbagai keadaan. Teknik pengukuran suhunya cukup dengan meletakkan semua alat pada ruangan yang dimaksud. Termometer Arsman akan mengukur suhu basah alami dari ruangan. Psikrometer mengukur suhu basah & suhu kering ruangan. Sedangkan Termometer Globe mengukur suhu radiasi yang ada di ruangan. Kombinasi perhitungan suhu dari semua alat tersebut dapat dipakai untuk menentukan berapa lama seseorang diperbolehkan bekerja pada ruangan yang telah diuji iklimnya tadi.
DI buat oleh Ayu MARthaSarI pada 06:06
2 komentar:
Anonim mengatakan…
ada protap memandikan bayi ngk?
rahmat yudhistira mengatakan…
thank atas postinganya salam kenal ya…
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langgan: Poskan Komentar (Atom)
Info terbaru Kebidanan
ARV Vs IBU HAMIL PENGIDAP HIV AIDS
Mencegah penularan HIV dari Ibu ke Bayi
Penggunaan obat antiretroviral pada Ibu dengan HIV
1.Manfaat antiretroviral
2.Memperbaiki status kesehatan dan kualitas hidup
3.Menurunkan angka rawat inap akibat HIV
4.Menurunkan angka kematian terkait AIDS
5.Menurunkan terjadinya penularan dari ibu ke bayi
Penggunaan ARV selama kehamilan akan menurunkan jumlah virus dalam darah ibu dan menurunkan kemungkinan bayinya terpajan HIV.
Semua ibu hamil dengan HIV yang tidak memenuhi syarat secara medis untuk ARV Terapi (ART) harus ditawarkan ARV profilaksis untuk PMTCT.
Memulai ARV pada kehamilan
1.Apabila MEMENUHI persyaratan medis ARV terapi, mulai SECEPAT MUNGKIN berikan ARV, walaupun pada Trimester 1
2.Apabila sebelum kehamilan SUDAH menggunakan ARV terapi, TERUSKAN selama kehamilan-persalinan-nifas
3.Apabila regimen yang digunakan mengandung Efavirens (EFV)
Memenuhi syarat ART bila ibu dengan HIV serta umur kehamilan >28 minggu
Menunda untuk memulai ARV
Dipertimbangkan menunda mulai pemberian ARV pada kehamilan apabila
1.Ibu sering mengalami mual dan muntah berlebihan (hiperemesis)
Berada pada Trimester 1 dan ibu sangat khawatir tentang risiko ARV terhadap janinnya
Kriteria syarat medis untuk terapi ARV (WHO 2006)
1.Berikan ARV pada SEMUA PASIEN dengan CD4 < 200 atau Limfosit < 1.200 sel/mm3
2.Berikan ARV pada IBU HAMIL dengan CD4 < 350 sel/mm3
3.Pertimbangkan untuk ARV pada IBU TIDAK HAMIL dengan CD4 < 350 sel/mm3
4.Berikan ARV pada SEMUA PASIEN pada stadium 4, dan stadium 3 (bila tidak tersedia pemeriksaan CD4)
2.Tetapi jika status klinis atau status imun ibu dalam keadaan SAKIT BERAT, maka manfaat ARV terapi DINI lebih baik dibanding risiko terhadap janinnya
Pemberian antiretroviral
1.Harus dalam pengawasan dokter.
2.Mengikuti Protokol Pedoman ARV Nasional 2007
3.Diberikan melalui RS Rujukan ARV
4.Perlu penjelasan tentang efek samping yang dapat terjadi
5.Post partum, ARV dilanjutkan sebagai ARV terapi untuk meningkatkan kualitas hidup ibu
6.Sebaiknya ada pendamping minum ARV, karena tingkat kepatuhan sangat menentukan efektivitas terapi ARV
dari sebuah desa terlahirlah sebuah mimpi..mimpi yang berujung nyata diantara ilalang diantara terpaan gontai..berusaha nyaman dengan dirinya sendiri dan berusaha mencari apa yang belum dia dapat meski harus kehilangan satu hal lagi dalam hidupnya..^_^
Berbagi ilmu
Robekan Perineum Dibagi atas 4 tingkat
Tingkat I : Robekan hanya pada selaput lender vagina dengan atau tanpa mengenai kulit perineum.
Tingkat II : Robekan mengenai selaput lender vagina dan aotot perinea transversalis, tetapi tidak menenai spingter ani.
Tingkat III : robekan mengenai seluruh perineum dan otot spingter ani.
Tingkat IV : robekan sampai mukosa rectum.
dan yang menjadi wewenang bidan hanya robekan tingkat I dan II saja untuk tingkat III dan VI sudah menjadi wewenang dokter
Komposisi gizi dalam ASI
a. Kolostrum
Kolostrum atau ASI pertam berbeda dengan air susu yang berwarna puti, karena kolostrum mengandung lebih banyak protein (terdapat sekitar 1% dalam air susu putih) lebih banyaka mengandung immunoglobulin ASI (lgA), laktoferin dan sel-sel darah putih yang tersedi unutk bayi dan dapat memenuhi semua kebutuhan nutrisi. Kolostrum yang berubah menjadi ASI matang antara 3 dan 14 hari setelah melahirkan dirancang sedemikian rupa sehingga tidak membebani ginjal bayi yang belum matang. Kolostrum mengandung immunoglobulin yang berguna melapisi usus dan lmelindunginya dari infeksi bakteri dan virus. Selain yang telah dijelaskan, kolostrum juga mendaung zat antivirus dan antibakteri sebagai berikut:
– lysozime: enzim yang sangat berperan efektif disalurkan pencernaan yangbertugas menghancurkan dinding sel bakteri pathogen dan melindung salurang pencernaan bayi.
– Bifidobakteri: bertugas mengasamkan lambung sehingga bakteri pathogen dan parasit mampu bertahan hidup.
– Laktoferin: bertugas mengikat zat besi sehingga bakteri patogen yang membutuhkan zat besi diboikot untuk tidak mendapat suplasi zat besi sehingga pertumbuhannya terhambat.
– Latoferoksida: bersama unsure lain berperang melawan abketeri streptococcus (yang dapat menyebabkan penyakit paru0, pseudom,onia, dan eschercia coli
ASI tidak hanyua menyesuaikan diri untuk berespon terhadpa infeksi, ASI juga mengubah unsure-unsur gizi sesuai dengan kebutuhan bayi. Unsure-unsur gizi yang banyak terkandung di dalam ASI yaitu:
b. Protein
Protein dalam ASI mencapati kadar yang lebih dari cukup untuk pertumbuhan optimal, sementara ASI juga mengandung muatan yang mudah larut sesuai untuk ginjal yang belum matang. Kasein dalam ASI adalah 80:20, yang menghasilkan “kepala susu” yang lebih lembut dlam lambung sehingga mengurangi waktu pengosongan lambung dan membantu pecernaan. Sedangkan kasein dalam susu sapi hanya 20:80 terdapat berbagai subtansi dalam ASI yang belum sepenuhnya dipahami, misalnya asam amino taurin, yang kin dianggap penting untuk petumbuhan otak manusia dan absorbsi lemak.
c. Lemak
Seperti halnya substansi protein dalam ASI dapat membantu absorbsi lemak. Lemak sendiri memiliki beberapa fungsi dalam tubuh dan berperan pentinng dlam kualitas peletana myelin. Hal ini ditandai dengan jharngnya kedajadian sklerosisi multiple di Negara-negara yang masyarakat umumya memberikan ASI
d. Karbohidrat (laktosa)
Perkembangan sistem saraf pusat merupakan bagian dari fungsi laktosa dalam ASI. Laktosa juga memberi sekitar 40% kebutuhan energi bayi. Laktosa membantu pertumbuhan laktobasilus bifidus, merupakan koloni yang membantu menghambat pertumb uhan baketeri patone. Hal ini terjadi karena media yang dihasilkan oleh bakteri bersifat memusuhi pertumbuhan bakteri patogen lainnya.
e. Vitamin
ASI memberi vitamin yang cukup bagi bayi walaupun kadarnya bervariasi sesuai dengan diet ibunya. Penting bagi bayi untuk mendapatkan kolostrum dan kemudian susu awal untuk memastikan bahwa vitamin yang larut diperleh oleh bayi.
f. Mineral
Kadar natrium lebih banyak sehingga melindungi neonatus dari dehidrasi dan kelebihan natrium dalam darah. Sebanayak 50-70% besi diserap dari ASI bila dibandingkan dari susu sapi yang hanya diserap 10-30%. ASI juga mendangung molekul pengikat sesng, asam pikolinat yang membuat penyerapan seng lebih efisien. Rasio kalsium dan fosfor ASI sesuai untuk mineralisasi tulang bila dibandingkan dengan susu sapi.
# pendokumentasian ASKEB
metode SOAP
S : subjektif data informasi yg di peroleh dari perkataan pasien
O : objektif data hasil pemeriksaan kita dan labolatorium
A : asesment yaitu kesimpulan yg di buat berdasar data subjektif atau objektif tersebut
P :planing perencanaan,pelaksanaan,dan evaluasi sesuai dgn kesimpulan yg di buat
contoh :
kasus ;
kunjungan ANC kedua ibu dora usia 26 tahun,G2 P1 sudah pernah kunjungan ANC saat usia kandungan 12 minggu.ia mengatakan bahwa pada umumnya ia merasakan baik2 saja.mulai merasakan bayinya bergerak 3 minggu yang lalu.mengeluh gusinya berdarah.ia juga mengalami konsipasi yg paling parah adalah rasa sakit yg tajam pada bagian abdomen bagian sisi,timbul tenggelam terutama pada waktu berjalan.
contoh SOAP :
S : merasa bayi bergerak sejak 3 minggu yg lalu,mengeluh gusi berdarah dan konstipasi.khawatir rasa sakit yg tajam di bagian bawah perut ketika berjalan dan berdiri.
O : DJJ + 145/mnt,tinggu fundus : 23 cm
lab : Hgb =12 ; protein urine- tekanan darah 110/68
A : umur 26 th,G2P1 dgn kehamilan intra uteri 23 minggu.besar kandungan sesuai usia,tdk ada tanda2 bahaya anemia,sakit dapa ligamen bundar.ketidak nyamanan dalam kehamilan.
P : memberikan informasi tentang kunjungan selanjutnya,memberikan penjelasan tentang ketidak nyamanan pada kehamilan seperti gusi berdarah,konstipasi.memberikan pendidikan kesehatan tentang personal hygine.memberi tahukan tentang tanda-tanda bahaya kehamilan dan perencanaan kehamilan.
– Bayi baru lahir normal
– Bayi baru lahir bermasalah
– Kelainan bawaan pada bayi baru lahir
– Trauma pada bayi baru lahir
– Neonatus beresiko tinggi
BAYI BARU LAHIR NORMAL adalah Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan UK 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir
Berat badan 2500 – 4000 gram
Panjang badan 48 – 52 cm
Lingkar dada 30 – 38 cm
Lingkar kepala 33 – 35 cm
Frekuensi jantung 120 – 160 x/menit
Pernafasan ± – 60 40 kali/menit
Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
Kuku agak panjang dan lemas
Genitalia
♀ :labia mayora sudah menutupi labia minora
♂ :testis sudah turun, penis berlubang
Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
Reflek morrow sudah baik
Reflek graps sudah baik
Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan
Reflek – Reflek Fisiologis
– mata : berkedip, pupil, palpebra
– mulit dan tenggorokan : rooting, sucking, swallowing, muntah, ekstruksi, batuk
– ekstremitas : menggenggam, babynski, masa tubuh (moro, startle, tonick neck, neck rigting, gallant)
BAYI BARU LAHIR BERMASALAH
a. Bercak mongol
b. Hemangioma
c. Ikterik
d. Muntah dan gomoh
e. Oral trush
f. Diaper rash
g. Seborrhea
h. Bisulan
i. Milliariasis
j. Diare
k. Obstipasi
l. Infeksi
KELAINAN BAWAAN PADA BAYI BARU LAHIR
a. Labioskiziz dan labiopalatoskiz
b. Atresia esophagus
c. Atresia anus
d. Hirschprung
e. Obstruksi biliaris
f. Omfalokel
g. Hernia diafragmatika
h. Atresia duodeni
i. Meningokel.ensefalokel
j. Hidrosefalus
k. Fimosis
l. Hipospadia
TRAUMA PADA BAYI BARU LAHIR
a. Caput suksedaneum
b. Cephal Hematoma
c. Trauma pada fleksus brachialis
d. Fraktur klavikula dan fraktur humerus
NEONATUS RESIKO TINGGI
a. BBLR
b. Asfiksia neonatorum
c. Sindroma gangguan pernapasan
d. Kejang
e. Hypotermi
f. Hipertermi
g. Hypoglikemi
h. Tetanus neonatorum
PENANGANAN SEGERA BAYI BARU LAHIR
1. Pencegahan Infeksi
– Cuci tangan
– Pakai sarung tangan bersih
– Pastikan semua peralatan dan bahan DTT
– Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain bersih
2. Melakukan Penilaian
– Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan
– Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas
– Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap – megap atau lemah maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir
3.Pencegahan Kehilangan Panas
– Evaporasi (penguapan)
– Konduksi (Kontak langsung dgn benda yang dingin)
– Radiasi (bayi diletakkan dengan benda yang suhunya dingin)
– Konveksi (terpapar udara yang lebih dingin)
MENCEGAH KEHILANGAN PANAS
– Keringkan bayi dengan seksama
– Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
– Selimuti bagian kepala bayi
– Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
– Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
– Membebaskan Jalan Nafas nafas
– Merawat tali pusat
– Mempertahankan suhu tubuh bayi
– Identifikasi bayi
refrensi dari
http://missheni.blogspot.com/2011/01/asuhan-pada-bayi-baru-lahir-dalam-6.html
Pengertian dan Tanda-tanda
Tanda dari diare adalah adanya frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali seharidengan konsistensi lebih cair sampai seperti air. Adapun tanda lainnya adalah seperti:kehilangan cairan dan elektrolit, mata cekung, haus, mulut kering, demam, letargis, dankadang-kadang disertaimuntah. Beberapa pengertian lain diare menurut beberapa ahliadalah keluarnya tinja air dan elektrolit yang hebat. Bayi dikatakan diare bila volumetinja lebih dari 15 gram/kg/24 jam dan pada anak usia 3 tahun volume tinja lebih dari200 gram/24 jam. Volume tinja anak usia 3 tahun sama dengan volume tinja orangdewasa.( Nelson, 2000). Sedangkan ahli lain Robbins (1999) memberi batasan kasardiare sebagai produksi tinja harian melebihi 250 gram, mengandung 70%-90% air, yangmenyebabkan bertambahnya volume tinja dan frekuensi buang air besar.
Faktor Penyebab
Berbagai faktor penyebab diare seperti: faktor infeksi, malabsorbsi, makanan, danpsikologis. Diare disebabkan oleh infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yangmerupakan penyebab utama diare pada anak. Infeksi enteral ini meliputi: infeksi bakteri,virus, dan parasit.
Malabsorbsi yang dapat menyebabkan diare adalah malabsorbsi karbohidrat, lemak,atau protein. Alergi terhadap makanan, makan makanan basi atau beracun juga dapatmenyebabkan diare. Kondisi psikologis yang dapat menyebabkan diare adalah rasatakut dan cemas, tetapi hal ini jarang menimbulkan diare pada anak-anak.
Klasifikasi
Diare biasanya diklasifikan berdasarkan ada tidaknya infeksi serta lamanya diare. Diareberdasarkan akut dan kronisnya, diare akut yaitu diare karena infeksi usus yang bersifatmendadak, berhenti secara cepat atau maksimal berlangsung sampai 2 minggu, namundapat pula menetap dan melanjut menjadi diare kronis. Hal ini dapat terjadi pada semuaumur dan bila menyerang bayi biasanya disebut gastroenteritis infantil. Penyebabtersering pada bayi dan anak-anak adalah intoleransi laktosa. Diare kronis yaitu diareyang berlangsung selama 2 minggu atau lebih. Sedangkan berdasarkan ada tidaknyainfeksi, dibagi diare spesifik dan non spesifik. Diare spesifik adalah diare yangdisebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau parasit. Diare yang disebabkan olehmakanan disebut diare non spesifik. Berdasarkan organ yang terkena, diare dapatdiklasifikasikan menjadi diare infeksi enteral dan parenteral.
tangan kotor, makanan yang disiapkan dalam panci yang dicuci dengan air yangtercemar, dan sebagainya). Tindakan pencegahan terhadap diare dan penularannyayaitu dengan menjaga kebersihan perorangan ataupun umum terutama makanan sertalingkungan sekitar bagi keluarga dan masyarakat.
Diare
Klasifikasi dan bahan-bahan eksternal
ICD–10
A09, K58, K59.1
ICD–9
009.2-009.3, 558.9, 564.5
Diare (atau dalam bahasa kasar disebut mencret) adalah sebuahpenyakit di mana
penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dantinja ataufeses yang masih memiliki kandunganair berlebihan. Di Dunia ke-3, diare adalahpenyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh lebih dari 1,5juta orang per tahun.
Kondisi ini dapat merupakangejala dari luka,penyakit,alergi (fructose,lactose),
penyakit dari makanan atau kelebihan vitamin C dan biasanya disertai sakit perut, dan
seringkalienek danmuntah. Ada beberapa kondisi lain yang melibatkan tapi tidaksemua gejala diare, dan definisi resmi medis dari diare adalahdefekasi yang melebihi200 gram per hari.
Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar. Sebagaibagian dari prosesdi gestasi, atau karena masukan cairan,makanan tercampur dengansejumlah besar air. Oleh karena itu makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelummencapai usus besar. Usus besar menyerap air, meninggalkan material yang lainsebagai kotoran yang setengah padat. Bila usus besar rusak atau “inflame”,penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah kotoran yang berair.
Diare kebanyakan disebabkan oleh beberapa infeksivirus tetapi juga seringkali akibatdari racunbakteri a. Dalam kondisi hidup yang bersih dan dengan makanan mencukupidan air tersedia, pasien yang sehat biasanya sembuh dari infeksi virus umum dalambeberapa hari dan paling lama satu minggu. Namun untuk individu yang sakit ataukurang gizi, diare dapat menyebabkandehidrasi yang parah dan dapat mengancam-jiwa bila tanpa perawatan.
Diare dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius, sepertidisentri,kolera atau
botulisme, dan juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis seperti penyakit Crohn
Meskipun penderitaapendistis umumnya tidak mengalami diare, diare menjadi gejala
umum radang usus buntu.
Diare juga dapat disebabkan oleh konsumsialkohol yang berlebihan, terutama dalam
seseorang yang tidak cukup makan.
Perawatan untuk diare melibatkan pasien mengkonsumsi sejumlah air yang mencukupiuntuk menggantikan yang hilang, lebih baik bila dicampur denganelektrolit untukmenyediakangaram yang dibutuhkan dan sejumlahnutrisi. Untuk banyak orang,perawatan lebih lanjut dan medikasi resmi tidak dibutuhkan.
Diare di bawah ini biasanya diperlukan pengawasan medis:
•
Diare pada balita
•
Diare menengah atau berat pada anak-anak
•
Diare yang bercampur dengan darah.
•
Diare yang terus terjadi lebih dari 2 minggu.
•
Diare yang disertai dengan penyakit umum lainnya seperti sakit perut,demam,
kehilangan berat badan, dan lain-lain.
•
Diare pada orang bepergian (kemungkinan terjadi infeksi yang eksotis seperti parasit)
•
Diare dalam institusi seperti rumah sakit, perawatan anak, institut kesehatan mental.
Penyakit diare atau berak mencret merupakan salah satu penyakit yang seringmengenai bayi dan balita.Apa itu diare? Apa saja yang sebaiknya dilakukan? Apasajakah penyebab diare? Dapatkah diare ini dicegah?Bagaimana penanganan diareyang sebaiknya?
Apa itu Diare?
Jika bayi atau anak anda tiba-tiba mengalami perubahan dalam buang air besar daribiasanya, baik frekuensi / jumlah buang air yang menjadisering dan keluar dalamkonsistensi cair daripada padat, maka itu adalah diare.
Seorang bayi baru lahir umumnya akan buang air besar sampai lebih dari sepuluh kalisehari, dan bayi yang lebih besar akan mempunyai waktu buang air masing-masing,ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2 kali seminggu saja.Dengankata lain anda harus mengetahui apa yang NORMAL buat bayi atau anak anda darikebiasaan buang air besar mereka.
Penyebab diare :
•
Virus (penyebab diare tersering – dan umumnya karena Rotavirus) gejala : Berak-
berak air (watery), berbusa, TIDAK ada darah lendir, berbau asam.
•
GE ( flu perut) terbanyak karena virus.
•
Bakteri -Berak2 dengan darah/lendir , sakit perut.—-Memerlukan antibioka sebagai
terapi pengobatan.
•
Parasite(Giardiasis) – Berak darah+/- dan lendir, sakit perut.——perlu antiparasite
•
Anak sedang terapi dengan pemakaian antibiotilka – Bila diare terjadi saat anak
sedang dalam pengobatan antibiotika, maka hubungi dokter anda.
•
Alergi susu,- diare biasanya timbul beberapa menit atau jam setelah minum susu
tersebut , biasanya pada alergi susu sapi dan produk-produk yang terbuat dari susu
sapi.
•
Infeksi dari bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain ; misalnya infeksi
saluran kencing, infeksi telinga, campak dll.
Gejala Diare Akut ( Diare Mendadak) :
Penyebab diare akut ( diare mendadak) tersering adalah karena VIRUS , khas berak-
berak air (watery), berbusa, TIDAK ada darah atau lendir, dan berbau asam.
Penularan penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang terinfeksi secara langsung,
seperti :
•
Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari
oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.
•
Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi seringmemasukan tangan/ mainan / apapun kedalam mulut.Karena virus ini dapat
bertahan dipermukaan udara sampai beberapa hari.
•
Pengunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan
benar
•
Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih.
•
Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar ataumembersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotandan alat-alat yang dipegang.
Pengobatan Diare
Karena penyebab Diare akut / diare mendadaktersering adalah Virus,makaTID AK
ada pengobatan yang dapat menyembuhkan, karena biasanya akan sembuh dengan
sendirinya setelah beberapa hari.Maka pengobatan diare ini ditujukan untuk
mengobati gejala yang ada dan mencegah terjadinya dehidrasi atau kurang cairan.
Diare akut dapatdisembuhkanHANYA dengan meneruskan pemberian makanan
seperti biasa dan minuman / cairan yang cukup saja.
Yang perlu diingat pengobatanBUKAN memberi obat untuk mengHENTIKAN diare,karena diare sendiri adalah suatu mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkankontaminasi makanan dari usus.Mencoba menghentikan diare dengan obat sepertimenyumbat saluran pipa yang akan keluar dan menyebabkan aliran balik dan akanmemperburuk saluran tersebut.
Oleh karena proses diare ini adalah mekanisme pertahanan dari tubuh,akan sembuhdengan sendirinya setelah beberapa hari – ( 14 hari) dimana diare makin berisi – dari air( watery) mulai berampas, berkurang frekuensi nya dan sembuh.
Yang terpenting pada diare adalah mencegah dan mengatasi gejaladehidr asi.
Yang terpenting diperhatikan pada kasus diare mendadak ini adalah:
•
Ingat menHENTIkan diare virus dengan obat bukanlah jalan terbaik.Tetapi janganmenjadi bingung bila diare tetap ada sampai beberapa hari.Karena biasanyaberlangsung beberapa hari-14 hari. Dan sembuh. Tergantung dari keadaan kesehatananak dan banyaknya cairan yang masuk.
•
Pengatasan diare adalah dengan memperhatikan adanya tanda-tanda DEHIDRASI
•
Penanganan Yang terbaik adalah tetap memberikan makanan dan minum (ASI)
seperti BIASA. Bila sudah disertai muntah, untuk pengantian cairan anda dapat
memberikan pedialyte ( oralit unutk anak2 dengan beberapa rasa).Kurangi makananyang mengandung terlalu banyak GULA.Ingat memang tidak mudah memberikan anakcairan yang agak terasa asin ini, bahkan beberapa anak akan menolaknya.Tapibersabarlah dan tetap berusaha mencari jalan supaya anak dapat meminum cairan ini.
•
Dan yang paling terpentingadalahMembuat anak kembali kemakanan padatnya (dan / atau susu formulanya/ASI) karena ini adalah yang TERBAIK untuk mengobatidiarenya.Karena sel2 usus yang dirusak oleh virus memerlukan NUTRISI untukpembentukan kembali.Penelitian menyatakan bahwa pemberian makanan seperti
BIASAnya akan memperpendek masa waktu gejala dari diare ini.
Pencegahan Diare:
•
Teruskan Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
•
Perhatikan kebersihan dan gizi yang seimbang untukpemberian makanan
pendamping ASI setelah bayi berusia 4 bulan.
•
Karena penularan kontak langsung dari tinja melalui tangan / serangga , makamenjaga kebersihan dengan menjadikan kebiasaan mencuci tangan untukseluruh anggota keluarga. Cucilah tangan sebelum makan atau menyediakanmakanan untuk sikecil.
•
Ingat untuk menjaga kebersihan dari makanan atau minuman yang kita makan.
Juga kebersihan perabotan makan ataupun alat bermain si kecil.
Hubungi dokter anda, bila:
•
Diare disertai Darah—–perlu pengobatan spesifik dengan antibiotika.
•
Adanya tanda-tanda DEHIDRASI ( tidak ada air mata ketika menangis, kencing
berkurang atau tidak ada kencing dalam 6-8 jam, mulut kering)
•
Adanya panas tinggi (.38.5C) yang tidak turun dalam 2 hari.
•
Muntah terus menerus – tidak dapat masuk makanan / asi .
•
Adanya sakit perut – kolik—-pada bayi akan menangis kuat dan biasanya menekuk
kaki, keringatan dan gelisah.
DIARE
Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB ( Kejadian Luar Biasa ) seperti halnyaKolera dengan jumlah penderita yang banyak dalam waktu yang singkat.Namundengan tatalaksana diare yang cepat, tepat dan bermutu kematian dpt ditekanseminimal mungkin. Pada bulan Oktober 1992 ditemukan strain baru yaitu VibrioCholera 0139 yang kemudian digantikan Vibrio cholera strain El Tor di tahun 1993 dankemudian menghilang dalam tahun 1995-1996, kecuali di India dan Bangladesh yangmasih ditemukan. Sedangkan E. Coli 0157 sebagai penyebab diare berdarah dan HUS( Haemolytic Uremia Syndrome ). KLB pernah terjadi di USA, Jepang, Afrika selatandan Australia. Dan untuk Indonesia sendiri kedua strain diatas belum pernah terdeksi.
Defenisi
Suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekwensi berak lebih daribiasanya. (3 kali atau lebih dalam 1 hari.
Faktor yang mempengaruhi diare:
Lingkungan Gizi Kependudukan
Pendidikan Sosial Ekonomi dan Prilaku Masyarakat
Penyebab terjadinya diare :
Peradangan usus oleh agen penyebab :
1.Bakteri , virus, parasit ( jamur, cacing , protozoa)
2.Keracunan makanan/minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan
kimia
3.Kurang gizi
4.Alergi terhadap susu
5. Immuno defesiensi
Cara penularan :
Infeksi oleh agen penyebab terjadi bila makan makanan / air minum yang
terkontaminasi tinja / muntahan penderita diare. Penularan langsung juga dapat terjadi
bila tangan tercemar dipergunakan untuk menyuap makanan.
Istilah diare :
Diare akut = kurang dari 2 minggu
Diare Persisten = lebih dari 2 minggu
Disentri = diare disertai darah dengan ataupun tanpa lender
Kholera = diare dimana tinjanya terdapat bakteri Cholera
Tatalaksana penderita diare yang tepat dan efektif :
Tatalaksana penderita diare di rumah Meningkatkan pemberian cairan rumah tangga(kuah sayur, air tajin, larutan gula garam, bila ada berikan oralit) Meneruskanpemberian makanan yang lunak dan tidak merangsang serta makanan ekstra sesudah
diare.
Membawa penderita diare ke sarana kesehatan bila dalam 3 hari tidak membaik atau :
1. buang air besar makin sering dan banyak sekali
2. muntah terus menerus
3. rasa haus yang nyata
4. tidak dapat minum atau makan
5. demam tinggi
6. ada darah dalam tinja
Kriteria KLB/Diare :
Peningkatan kejadian kesakitan/kematian karena diare secara terus menerus selama 3kurun waktu berturut-turut (jam, hari, minggu). – Peningkatan kejadian/kematian kasusdiare 2 kali /lebih dibandingkan jumlah kesakitan/kematian karena diare yang biasaterjadi pada kurun waktu sebelumnya (jam, hari, minggu). – CFR karena diare dalamkurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibandingkan priodesebelumnya.
Prosedur Penanggulangan KLB/Wabah.
1.Masa pra KLB
Informasi kemungkinan akan terjadinya KLB / wabah adalah denganmelaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini secara cermat, selain itumelakukakukan langkah-langkh lainnya :
1.Meningkatkan kewaspadaan dini di puskesmas baik SKD, tenaga
dan logistik.
2.Membentuk dan melatih TIM Gerak Cepat puskesmas.
3.Mengintensifkan penyuluhan kesehatan pada masyarakat
4.Memperbaiki kerja laboratorium
5.Meningkatkan kerjasama dengan instansi lain
Tim Gerak Cepat (TGC) :
Sekelompok tenaga kesehatan yang bertugas menyelesaikan pengamatan danpenanggulangan wabah di lapangan sesuai dengan data penderita puskesmas ataudata penyelidikan epideomologis. Tugas /kegiatan :
Pengamatan :
Pencarian penderita lain yang tidak datang berobat.Pengambilan usap dubur terhadaporang yang dicurigai terutama anggota keluargaPengambilan contoh air sumur,sungai, air pabrik dll yang diduga tercemari dan sebagai sumber penularan.Pelacakankasus untuk mencari asal usul penularan dan mengantisipasi penyebarannya
Pencegahan dehidrasi dengan pemberian oralit bagi setiap penderita yang ditemukan di
lapangan.Penyuluhahn baik perorang maupun keluarga. Membuat laporan tentang
kejadian wabah dan cara penanggulangan secara lengkap
2. Pembentukan Pusat Rehidrasi
Untuk menampung penderita diare yang memerlukan perawatan dan pengobatan.
Tugas pusat rehidrasi :
Merawat dan memberikan pengobatan penderita diare yang berkunjung.
Melakukan pencatatan nama , umur, alamat lengkap, masa inkubasi, gejala diagnosa
dsb.
Memberikan data penderita ke Petugas TGC
Mengatur logistik
Mengambil usap dubur penderita sebelum diterapi.
Penyuluhan bagi penderita dan keluarga
Menjaga pusat rehidrasi tidak menjadi sumber penularan (lisolisasi).
Membuat laporan harian, mingguan penderita diare yang dirawat.(yang diinfus, tdk
diinfus, rawat jalan, obat yang digunakan dsb
Faktor yang mempengaruhi diare:
Lingkungan Gizi Kependudukan
Pendidikan Sosial Ekonomi dan Prilaku Masyarakat
Penyebab terjadinya diare :
Peradangan usus oleh agen penyebab :
1.Bakteri , virus, parasit ( jamur, cacing , protozoa)
2.Keracunan makanan/minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan
kimia
3.Kurang gizi
4.Alergi terhadap susu
5. Immuno defesiensi
Cara penularan :
Infeksi oleh agen penyebab terjadi bila makan makanan / air minum yang
terkontaminasi tinja / muntahan penderita diare. Penularan langsung juga dapat terjadi
bila tangan tercemar dipergunakan untuk menyuap makanan.
Istilah diare :
Diare akut = kurang dari 2 minggu
Diare Persisten = lebih dari 2 minggu
Disentri = diare disertai darah dengan ataupun tanpa lender
Kholera = diare dimana tinjanya terdapat bakteri Cholera
Tatalaksana penderita diare yang tepat dan efektif :
Tatalaksana penderita diare di rumah Meningkatkan pemberian cairan rumah tangga(kuah sayur, air tajin, larutan gula garam, bila ada berikan oralit) Meneruskanpemberian makanan yang lunak dan tidak merangsang serta makanan ekstra sesudah
diare.
Membawa penderita diare ke sarana kesehatan bila dalam 3 hari tidak membaik atau :
1. buang air besar makin sering dan banyak sekali
2. muntah terus menerus
3. rasa haus yang nyata
4. tidak dapat minum atau makan
5. demam tinggi
6. ada darah dalam tinja
Kriteria KLB/Diare :
Peningkatan kejadian kesakitan/kematian karena diare secara terus menerus selama 3kurun waktu berturut-turut (jam, hari, minggu). – Peningkatan kejadian/kematian kasusdiare 2 kali /lebih dibandingkan jumlah kesakitan/kematian karena diare yang biasaterjadi pada kurun waktu sebelumnya (jam, hari, minggu). – CFR karena diare dalamkurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibandingkan priodesebelumnya.
Prosedur Penanggulangan KLB/Wabah.
1.Masa pra KLB
Informasi kemungkinan akan terjadinya KLB / wabah adalah denganmelaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini secara cermat, selain itumelakukakukan langkah-langkh lainnya :
1.Meningkatkan kewaspadaan dini di puskesmas baik SKD, tenaga
dan logistik.
2.Membentuk dan melatih TIM Gerak Cepat puskesmas.
3.Mengintensifkan penyuluhan kesehatan pada masyarakat
4.Memperbaiki kerja laboratorium
5.Meningkatkan kerjasama dengan instansi lain
Tim Gerak Cepat (TGC) :
Sekelompok tenaga kesehatan yang bertugas menyelesaikan pengamatan danpenanggulangan wabah di lapangan sesuai dengan data penderita puskesmas ataudata penyelidikan epideomologis. Tugas /kegiatan :
Pengamatan :
Pencarian penderita lain yang tidak datang berobat.Pengambilan usap dubur terhadaporang yang dicurigai terutama anggota keluargaPengambilan contoh air sumur,sungai, air pabrik dll yang diduga tercemari dan sebagai sumber penularan.Pelacakankasus untuk mencari asal usul penularan dan mengantisipasi penyebarannya
Pencegahan dehidrasi dengan pemberian oralit bagi setiap penderita yang ditemukan di
lapangan.Penyuluhahn baik perorang maupun keluarga. Membuat laporan tentang
kejadian wabah dan cara penanggulangan secara lengkap
2. Pembentukan Pusat Rehidrasi
Untuk menampung penderita diare yang memerlukan perawatan dan pengobatan.
Tugas pusat rehidrasi :
Merawat dan memberikan pengobatan penderita diare yang berkunjung.
Melakukan pencatatan nama , umur, alamat lengkap, masa inkubasi, gejala diagnosa
dsb.
Memberikan data penderita ke Petugas TGC
Mengatur logistik
Mengambil usap dubur penderita sebelum diterapi.
Penyuluhan bagi penderita dan keluarga
Menjaga pusat rehidrasi tidak menjadi sumber penularan (lisolisasi).
Membuat laporan harian, mingguan penderita diare yang dirawat.(yang diinfus, tdk
diinfus, rawat jalan, obat yang digunakan dsb
Faktor yang mempengaruhi diare:
Lingkungan Gizi Kependudukan
Pendidikan Sosial Ekonomi dan Prilaku Masyarakat
Penyebab terjadinya diare :
Peradangan usus oleh agen penyebab :
1.Bakteri , virus, parasit ( jamur, cacing , protozoa)
2.Keracunan makanan/minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan
kimia
3.Kurang gizi
4.Alergi terhadap susu
5. Immuno defesiensi
Cara penularan :
Infeksi oleh agen penyebab terjadi bila makan makanan / air minum yang
terkontaminasi tinja / muntahan penderita diare. Penularan langsung juga dapat terjadi
bila tangan tercemar dipergunakan untuk menyuap makanan.
Istilah diare :
Diare akut = kurang dari 2 minggu
Diare Persisten = lebih dari 2 minggu
Disentri = diare disertai darah dengan ataupun tanpa lender
Kholera = diare dimana tinjanya terdapat bakteri Cholera
Tatalaksana penderita diare yang tepat dan efektif :
Tatalaksana penderita diare di rumah Meningkatkan pemberian cairan rumah tangga(kuah sayur, air tajin, larutan gula garam, bila ada berikan oralit) Meneruskanpemberian makanan yang lunak dan tidak merangsang serta makanan ekstra sesudah
diare.
Membawa penderita diare ke sarana kesehatan bila dalam 3 hari tidak membaik atau :
1. buang air besar makin sering dan banyak sekali
2. muntah terus menerus
3. rasa haus yang nyata
4. tidak dapat minum atau makan
5. demam tinggi
6. ada darah dalam tinja
Kriteria KLB/Diare :
Peningkatan kejadian kesakitan/kematian karena diare secara terus menerus selama 3kurun waktu berturut-turut (jam, hari, minggu). – Peningkatan kejadian/kematian kasusdiare 2 kali /lebih dibandingkan jumlah kesakitan/kematian karena diare yang biasaterjadi pada kurun waktu sebelumnya (jam, hari, minggu). – CFR karena diare dalamkurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibandingkan priodesebelumnya.
Prosedur Penanggulangan KLB/Wabah.
1.Masa pra KLB
Informasi kemungkinan akan terjadinya KLB / wabah adalah denganmelaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini secara cermat, selain itumelakukakukan langkah-langkh lainnya :
1.Meningkatkan kewaspadaan dini di puskesmas baik SKD, tenaga
dan logistik.
2.Membentuk dan melatih TIM Gerak Cepat puskesmas.
3.Mengintensifkan penyuluhan kesehatan pada masyarakat
4.Memperbaiki kerja laboratorium
5.Meningkatkan kerjasama dengan instansi lain
Tim Gerak Cepat (TGC) :
Sekelompok tenaga kesehatan yang bertugas menyelesaikan pengamatan danpenanggulangan wabah di lapangan sesuai dengan data penderita puskesmas ataudata penyelidikan epideomologis. Tugas /kegiatan :
Pengamatan :
Pencarian penderita lain yang tidak datang berobat.Pengambilan usap dubur terhadaporang yang dicurigai terutama anggota keluargaPengambilan contoh air sumur,sungai, air pabrik dll yang diduga tercemari dan sebagai sumber penularan.Pelacakankasus untuk mencari asal usul penularan dan mengantisipasi penyebarannya
Pencegahan dehidrasi dengan pemberian oralit bagi setiap penderita yang ditemukan di
lapangan.Penyuluhahn baik perorang maupun keluarga. Membuat laporan tentang
kejadian wabah dan cara penanggulangan secara lengkap
2. Pembentukan Pusat Rehidrasi
Untuk menampung penderita diare yang memerlukan perawatan dan pengobatan.
Tugas pusat rehidrasi :
Merawat dan memberikan pengobatan penderita diare yang berkunjung.
Melakukan pencatatan nama , umur, alamat lengkap, masa inkubasi, gejala diagnosa
dsb.
Memberikan data penderita ke Petugas TGC
Mengatur logistik
Mengambil usap dubur penderita sebelum diterapi.
Penyuluhan bagi penderita dan keluarga
Menjaga pusat rehidrasi tidak menjadi sumber penularan (lisolisasi).
Membuat laporan harian, mingguan penderita diare yang dirawat.(yang diinfus, tdk
diinfus, rawat jalan, obat yang digunakan ds
Faktor yang mempengaruhi diare:
Lingkungan Gizi Kependudukan
Pendidikan Sosial Ekonomi dan Prilaku Masyarakat
Penyebab terjadinya diare :
Peradangan usus oleh agen penyebab :
1.Bakteri , virus, parasit ( jamur, cacing , protozoa)
2.Keracunan makanan/minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan
kimia
3.Kurang gizi
4.Alergi terhadap susu
5. Immuno defesiensi
Cara penularan :
Infeksi oleh agen penyebab terjadi bila makan makanan / air minum yang
terkontaminasi tinja / muntahan penderita diare. Penularan langsung juga dapat terjadi
bila tangan tercemar dipergunakan untuk menyuap makanan.
Istilah diare :
Diare akut = kurang dari 2 minggu
Diare Persisten = lebih dari 2 minggu
Disentri = diare disertai darah dengan ataupun tanpa lender
Kholera = diare dimana tinjanya terdapat bakteri Cholera
Tatalaksana penderita diare yang tepat dan efektif :
Tatalaksana penderita diare di rumah Meningkatkan pemberian cairan rumah tangga(kuah sayur, air tajin, larutan gula garam, bila ada berikan oralit) Meneruskanpemberian makanan yang lunak dan tidak merangsang serta makanan ekstra sesudah
diare.
Membawa penderita diare ke sarana kesehatan bila dalam 3 hari tidak membaik atau :
1. buang air besar makin sering dan banyak sekali
2. muntah terus menerus
3. rasa haus yang nyata
4. tidak dapat minum atau makan
5. demam tinggi
6. ada darah dalam tinja
Kriteria KLB/Diare :
Peningkatan kejadian kesakitan/kematian karena diare secara terus menerus selama 3kurun waktu berturut-turut (jam, hari, minggu). – Peningkatan kejadian/kematian kasusdiare 2 kali /lebih dibandingkan jumlah kesakitan/kematian karena diare yang biasaterjadi pada kurun waktu sebelumnya (jam, hari, minggu). – CFR karena diare dalamkurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibandingkan priodesebelumnya.
Prosedur Penanggulangan KLB/Wabah.
1.Masa pra KLB
Informasi kemungkinan akan terjadinya KLB / wabah adalah denganmelaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini secara cermat, selain itumelakukakukan langkah-langkh lainnya :
1.Meningkatkan kewaspadaan dini di puskesmas baik SKD, tenaga
dan logistik.
2.Membentuk dan melatih TIM Gerak Cepat puskesmas.
3.Mengintensifkan penyuluhan kesehatan pada masyarakat
4.Memperbaiki kerja laboratorium
5.Meningkatkan kerjasama dengan instansi lain
Tim Gerak Cepat (TGC) :
Sekelompok tenaga kesehatan yang bertugas menyelesaikan pengamatan danpenanggulangan wabah di lapangan sesuai dengan data penderita puskesmas ataudata penyelidikan epideomologis. Tugas /kegiatan :
Pengamatan :
Pencarian penderita lain yang tidak datang berobat.Pengambilan usap dubur terhadaporang yang dicurigai terutama anggota keluargaPengambilan contoh air sumur,sungai, air pabrik dll yang diduga tercemari dan sebagai sumber penularan.Pelacakankasus untuk mencari asal usul penularan dan mengantisipasi penyebarannya
Pencegahan dehidrasi dengan pemberian oralit bagi setiap penderita yang ditemukan d
lapangan.Penyuluhahn baik perorang maupun keluarga. Membuat laporan tentang
kejadian wabah dan cara penanggulangan secara lengkap
2. Pembentukan Pusat Rehidrasi
Untuk menampung penderita diare yang memerlukan perawatan dan pengobatan.
Tugas pusat rehidrasi :
Merawat dan memberikan pengobatan penderita diare yang berkunjung.
Melakukan pencatatan nama , umur, alamat lengkap, masa inkubasi, gejala diagnosa
dsb.
Memberikan data penderita ke Petugas TGC
Mengatur logistik
Mengambil usap dubur penderita sebelum diterapi.
Penyuluhan bagi penderita dan keluarga
Menjaga pusat rehidrasi tidak menjadi sumber penularan (lisolisasi).
Membuat laporan harian, mingguan penderita diare yang dirawat.(yang diinfus, tdk
diinfus, rawat jalan, obat yang digunakan dsb
Masalah-masalah kulit yang biasa ditemui pada bayi
Kulit adalah salah satu tanda yang paling terlihat dari kesehatan bayi dan kesejahteraan dan seharusnya diberikan perhatian yang sama dengan aspek lain dari kesehatan bayi. Dengan usaha yang relatif sedikit, beberapa masalah kulit seperti terdaftar disini yang umum bagi bayi bisa dicegah.
Kerak Kepala
Kelenjar keringat yang bekerja berlebihan di kulit kepala dapat menyebabkan serpihan kulit keras, dikenal dengan nama kerak kepala.
– untuk mencegahnya, cucilah kulit kepala bayi dengan shampoo yang diformulasikan secara khusus agar menjadi cukup ringan dan lembut untuk digunakan pada bayi anda
– bilaslah dengan seksama untuk menghilangkan semua sisa shampoo.
– gosokkan baby oil dengan lembut pada kulit kepala bayi anda dan biarkan beberapa saat untuk menghilangkan serpihan kulit keras, agar mudah dihilangkan.
Kulit Kering
Kulit bayi anda dengan mudah menjadi kering dan semakin kering kulitnya, semakin kurang efektiflah ia melindungi efek-efek yang berbahaya.
– atur suhu dan kelembaban didalam rumah anda.
– lindungi bayi anda dari hembusan angin.
– jaga kulit bayi anda tetap lembab untuk mencegah kekeringan dan menjaga kelembaban kulit yang tepat dengan menggunakan krim bayi, lotion atau oil.
Lecet
Ada gesekan diantara pakaian bayi dan kulit dimana daerah-daerah dari kulit saling bergesekan seperti pada ketiak atau lipatan-lipatan pantat bayi yang bisa menimbulkan lecet.
– keringkan bayi anda dengan seksama setelah mandi dan berikan perhatian khusus pada lipatan-lipatan.
– hindari bahan kain yang kasar, kesat dan ketat.
– gunakan bedak atau krim pada kulit untuk mengurangi gesekan dan menjaga bayi anda tetap nyaman.
Ruam Panas (Biang Keringat)
Pada suhu cuaca yang panas, pori-pori pada kulit bayi anda bisa tertutup dan menyebabkan jerawat kecil merah muda.
– Jangan biarkan bayi anda terlalu kepanasan dengan memakaikan pakaian berlebihan atau memanaskan suhu ruangan bayi secara berlebihan.
– Pastikan pakaian bayi cukup longgar.
– bersihkan bayi anda secara teratur untuk membuang keringat berlebih.
jika terlanjur terdapat biang keringat ada obat tradisional yang majur yaitu bubuhkan tepung tapioka ke badan bayi… dengan cara pemakaian seperti bedak
Ruam Susu
.Eksim susu (dermatitis atopik) biasanya diturunkan. Orang awam mengira eksim ini disebabkan pipi bayi terkena cipratan ASI saat menyusu, padahal bukan. Penyebabnya adalah faktor keturunan didukung faktor pencetus seperti makanan (susu, telur, dan daging), hirupan debu rumah dan terkena benda berbulu dan keringatnya sendiri.
Biasanya terdapat ruam di daerah pipi dengan gejala warna kulit tampak kemerahan dan gatal. Cegah si kecil menggaruk ruam tersebut karena bisa menyebabkan iritasi yang menimbulkan gelembung kecil berisi cairan jernih. “Cairan ini bila pecah akan menjadi basah, berair, dan berdarah. Setelah mengering akan menjadi kehitaman, kemudian kulit menjadi bersisik dan kering,”
Eksim karena faktor pencetus dari lingkungan bersifat alergen yang dapat menimbulkan reaksi alergi di tubuh, sehingga kulit menjadi gatal dan timbul eksim.
Faktor lain yang memudahkan terjadinya eksim adalah sifat kulit, yakni kulit kering. Pemakaian sabun yang kadar alkalinya tinggi, terlalu sering berada di ruangan ber-AC dengan suhu dibawah 18 Celsius, memakai pakaian dari wol, bisa memicu kambuhnya eksim. “Meski penyebabnya genetik (keturunan), sepanjang tak ada faktor pencetusnya, eksim ini tidak akan timbul. Jadi, kalau gejalanya masih sedikit gatal atau merah, lebih baik langsung diingat-ingat apa yang sudah dimakan dan dikenakan, lalu cepat hindari agar tidak berkepanjangan, ” .
Untuk mencegah kambuhnya eksim susu, sebaiknya jaga kebersihan lingkungan di sekitar si kecil. “Usahakan kamar bayi bersih dari debu dengan mencuci gorden seminggu sekali, hindari meletakkan banyak barang di dalam kamar, hindari pakaian, mainan dan karpet tebal dan berbuluyang mudah menampung debu. Sebaiknya gunakan kasur, bantal, jok kursi dari busa, “
Untuk mengobati, diberikan krim antiradang, anti alergi dan antigatal. Gunakan sesuai aturan dan petunjuk dokter. Jika tak kunjung sembuh, segera konsultasikan ke dokter, jangan lakukan tindakan sendiri dengan penggunaan krim tidak sesuai aturan atau menggunakan obat minum, misalnya. “Bisa muncul efek samping seperti kerusakan kulit. Yang utama memerhatikan kebersihan kulit bayi dan anak. Ini gampang dilakukan namun sering dilupakan orang tua
HINDARI SABUN KERAS Rawatlah kulit bayi dan balita secara benar. Apa saja yang harus dilakukan?1. Bersihkan kulit dari kotoran yang menempel pada kulit seperti sisa makanan, air seni dan tinja dengan air. Mandi dua kali sehari juga akan membantu membersihkan kulit. “Jika kegiatan dan gerak anak sangat tinggi, mandi dapat dilakukan sampai 3 kali sehari.” 2. Perhatikan sabun pembersih kulit. “Hindari sabun yang terlalu keras. Pilih sabun khusus untuk bayi dan balita yang memiliki pH 4,5 5 dan agak berminyak untuk menghindari iritasi.” Gunakan pula pelembap berupa lotion dan krim khusus bayi dan balita. Fungsinya mempertahankan atau menambah kandungan air dalam kulit terutama bagian terluar kulit ari (epidermis). Berikan setelah mandi. 3. Cegah bayi terpapar sinar ultraviolet dari matahari atau gunakan pelindung sinar matahari. “Pukul 08.00 ke atas, intensitas ultraviolet sangat tinggi. Jadi, menjemur bayi sebaiknya sebelum jam itu dan sebaiknya tetap gunakan krim atau lotion pelindung sinar matahari khusus bayi dan balita,” ungkap Titi. Yang tak kalah penting, sebelum membeli produk perawatan kulit untuk bayi dan balita, teliti informasi produk. “Teliti isi, tujuan,cara pemakaian, tanggal produksi, kedaluwarsa serta izin dari Badan POM agar terhindar dari faktor pemicu atau pencetus timbulnya penyakit, ” pesan Titi. BIANG KERINGAT PUN BIKIN MASALAH * Bayi atau anak dianjurkan mandi secara teratur, sedikitnya dua kali sehari menggunakan air dingin dan sabun. “Mandi yang teratur merupakan salah satu cara agar keringat dapat keluar dengan baik dan lancar,” ujar Titi. * Jika bayi dan balita Anda banyak dan sering mengeluarkan keringat, basuh dengan handuk atau kain lembut. Setelah itu, taburi dengan bedak, tapi jangan pada saat kulit dalam kondisi lembap. * Gunakan pakaian yang menyerap keringat, misalnya yang terbuat dari katun. “Kalau pakaiannya sudah basah oleh keringat, cepat ganti dengan yang kering. Sebaiknya bawa beberapa potong baju jika sedang bepegian untuk mempermudah mengganti pakaian |
Ruam / eksim Popok
Popok membuat daerah yang lembab dan hangat yang secara terus-menerus bersentuhan langsung dengan kulit bayi. daerah yang lembab dan hangat ini memicu tumbuhnya bakteri. Ditambah pula lecet akibat gesekan yang menurunkan efektifitas pelindung kulit menyebabkan ruam popok. Ada beberapa cara unutk mengurangi atau mencegah masalah-masalah kulit pada area halus ini.
untuk menjaga kulit pantat bayi sehat dan nyaman:
– gantilah popok sesering mungkin
– bersihkan pantat bayi anda dengan lembut dengan kain penyeka bayi dan keringkan diantara lipatan-lipatan secara seksama setiap kali anda mengganti popok.
– ketika membersihkan pantat bayi, pastikan mengusap dari depan kebelakang. ini akan menjauhkan kotoran dari daerah kemaluan dan mencegah infeksi.
– usapkan krim pelindung untuk melindungi kulit.
– gunakan pelapis popok atau popok sekali pakai yang dapat menyerap kelembaban dari kulit bayi sehingga menjadikan bayi lebih kering.
– ketika anda mencuci popok, bersihkan mereka secara seksama sehingga semua deterjen hilang.
Perubahan Hormon
Ruam yang berciri jerawat putih pada hidung, pipi dan dahi, dapat timbul dari penyerapan hormon yang bayi anda terima ketika ia masih berada didalam rahim anda. hal ini cukup normal dan akan hilang sendiri.
Bayi yang terus menangis dapat membuat orangtuanya tertekan. Adalah hal yang lumrah bila mereka merasa tidak menentu, frustrasi, tak berdaya, bersalah, depresi, lelah, jengkel, dan marah.
Kolik adalah menangis dan rewel berkepanjangan selama lebih dari 3 jam sehari. Bayi yang meminum ASI ataupun susu formula dapat mengalami kolik.
Sekitar 30% bayi sehat pernah mengalami kolik. Kondisi ini biasanya terjadi antara minggu kedua dan keempat setelah lahir.
Bayi anda sehat tetapi mungkin mengalami kolik apabila dia :
Jumlah waktu menangisnya lebih dari 3 jam sehari selama lebih dari 3 hari dalam 1 minggu. |
Terkadang menjerit-jerit dan tak dapat dihibur. Kondisi terparah biasanya terjadi pada sore menjelang malam hari. |
Melurus-luruskan atau menarik-narik kakinya, dan buang angin (kentut). Perutnya seperti membesar karena kembung. |
Tak seorang pun yang tahu persis apa penyebabnya. Sepertinya bayi yang sedang kolik mengalami kontraksi usus yang sangat menyakitkan.
Ada yang beranggapan bahwa kolik berkaitan dengan makanan. Sebagaimana halnya intoleransi laktosa, sensitifitas terhadap protein susu sapi diduga juga menyebabkan kolik. Bayi yang meminum ASI mengalami kolik yang disebabkan kepekaan terhadap salah satu makanan dalam ragam makanan ibunya.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa bayi menangis dan rewel karena menelan udara terlalu banyak pada waktu makan. Menurut pendapat lain, kolik terjadi karena bayi memiliki kepekaan aneh terhadap stimulasi.
Pada beberapa kasus, kolik merupakan gejala penyakit tertentu, misalnya hernia. Apabila bayi anda mengalami kolik, segera periksakan dia ke ahli kesehatan untuk memastikan bahwa penyebab masalah itu bukan penyakit.
Pada umumnya kolik mulai timbul dalam bulan pertama sesudah lahir, dan menghilang dengan sendirinya ketika bayi berumur 3 atau 4 bulan.
Karena kolik disebabkan oleh banyak hal, tak ada pengobatan tunggal yang efektif untuk semua bayi.
Bila intoleransi laktosa atau alergi makanan diduga sebagai penyebabnya maka penggantian makanan dapat membantu.
Ibu-ibu menyusui agar menghindari produk susu olahan serta makanan yang menimbulkan gas, misalnya kubis, bawang, dan bawang putih. Berkonsultasilah dengan ahli kesehatan tentang cara menangani kepekaan terhadap makanan.
Bila anda memberikan susu formula, mintalah petunjuk ahli kesehatan apakah mengganti dengan formula bebas susu atau formula bebas laktosa untuk mengatasi kolik.
Jika kolik yang dialami merupakan bagian dari fase pertumbuhan maka hal ini akan hilang bersama waktu.
Anda bisa mencoba beberapa petunjuk di bawah ini:
Terus berdekatan dengan bayi. Gerakan dan kontak tubuh dapat menghiburnya. |
Membuat gerakan dan bunyi ritmis dengan bantuan penyedot debu, pengering pakaian, atau alat-alat lain. |
Memberikan empeng mungkin membuatnya lebih nyaman. |
Menelungkupkan bayi melintang di pangkuan anda sambil menggosok-gosok punggungnya. |
Membungkus bayi dengan selimut agar dia merasa nyaman dan aman. |
Meminta orang lain mengantikan menjaga bayi sejenak supaya anda dapat beristirahat sebentar. Istirahat kira-kira 1 jam sudah cukup untuk memulihkan kesegaran anda.
Apakah konstipasi itu?
Kotoran kering dan keras (pelet-pelet kecil). |
Kotoran sukar keluar. |
Buang kotoran tidak teratur. |
Apabila bayi anda hanya mengalami salah satu dari tiga hal ini maka itu bukanlah konstipasi.
Kekurangan asupan cairan juga menyebabkan konstipasi. Apabila bayi mendapat cairan yang memadai melalui ASI atau susu formula maka konstipasi jarang terjadi.
Penyebab lain dari konstipasi pada bayi dan anak-anak adalah kurangnya serat dalam makanan. Serat makanan yang terdapat dalam buah-buahan, sayuran dan padi-padian tidak dicerna sehingga kotoran menjadi lebih besar, lebih lembek, dan lebih mudah keluar.
Berkonsultasilah dengan ahli kesehatan apabila anak anda mengalami konstipasi, atau bila anda ingin mengetahui tentang hal ini lebih lanjut.
Tabel berikut ini mungkin bermanfaat untuk anda dalam mengidentifikasikan konstipasi pada bayi:
Kondisi | Konstipasikah ini? | |
Bayi menggeram, meregang, menarik kaki sampai ke dada, atau wajahnya memerah pada waktu buang air besar. | Bukan. Hal seperti ini normal. | |
Bayi mengeluarkan kotoran, banyak dan keras (tetapi tidak ada tanda dan gejala lain). | Bukan. Ini hanyalah variasi pola kotoran normal. Kondisi ini bersifat sementara. | |
Bayi meminum ASI tetapi buang air besar hanya sekali seminggu. | Bukan. Hal ini normal, karena memang ada sebagian bayi yang minum ASI mengalaminya. | |
Bayi meminum susu formula buang air besarnya hanya 2 sampai 3 kali seminggu. | Bukan. Hal ini normal terjadi pada sebagian bayi yang diberikan susu formula. | |
Ketika mulai makan makanan padat, kotoran bayi berubah pola, warna dan kepadatannya. | Bukan. Hal ini biasa terjadi ketika bayi mulai diberikan makanan padat. | |
Bayi mengakami kesulitan mengeluarkan kotoran keras, dan buang air besar hanya 1 kali setiap 3 atau 4 hari. | Ya, dia mengalami konstipasi. |
ASI atau susu formula adalah sumber makanan utama bayi yang berusia dibawah 6 bulan. Mereka jarang sekali mengalami konstipasi karena kedua makanan ini mengandung banyak air bila diberikan dengan benar.
Bila bayi mengalami konstipasi, hal ini biasanya disebabkan mereka kurang makan. Oleh karena itu, harus diperhatikan betul-betul bahwa mereka diberikan ASI ataupun susu formula dalam jumlah yang cukup. Berkonsultasilah dengan ahli kesehatan apabila anda kurang yakin bahwa volume yang diberikan sudah mencukupi
Untuk bayi berusia lebih tua, perbanyak serat dalam makanannya. Makanan kaya serat antara lain buah prune, aprikot, plum, kismis, kacang polong, buncis, brokoli, sereal beras, dan roti. |
Usahakan bayi minum air lebih banyak lagi. |
Jangan sekali-kali memberikan pencahar, supositoria, atau obat cuci perut kepada bayi tanpa petunjuk ahli kesehatan. Penggunaan obat-obatan semacam ini, termasuk yang dijual bebas, lama kelamaan menjadi kebiasaan. |
Jika minum susu formula Jangan memadatkan atau menekan bubuk dalam sendok takar karena hal itu menyebabkan formula menjadi lebih pekat. Asupan cairan akan berkurang serta menimbulkan konstipasi. |
Usahakan agar bayi mau meminum air/asi lebih banyak lagi. Penambahan cairan sangat bermanfaat terutama dalam cuaca panas untuk mengimbangi air yang keluar melalui keringat. |
untuk yang sudah MPASI Berikan makanan kaya serat. Dengan menambah buah-buahan, sayuran, kacang polong, sereal beras, dan roti maka jumlah serat makanan meningkat secara alami. Makanan kaya serat membuat kotoran lebih lembek dan keluar lebih lancar.
Alergi susu sapi adalah sebuah kondisi dimana sistem kekebalan tubuh memberikan reaksi yang berlebihan terhadap protein yang terkandung dalam susu sapi.
Diperkirakan 0,3% – 7,5% bayi mengalami alergi susu sapi. Hal ini biasanya terjadi pada saat bayi berumur satu bulan
Gejala umum dari alergi susu sapi adalah kolik, gelisah berkepanjangan yang mengganggu tidur, muntah, dan diare.
Sistem pernapasan bayi juga dapat terganggu, misalnya: batuk, pilek, bersin, dan sesak napas.
Alergi susu sapi juga dapat menyebabkan eksim, bengkak, bintik merah, gatal, dan ruam pada mulut dan dahi.
Gejala paling parah biasanya terjadi 30 menit keatas setelah bayi mengkonsumsi susu.
Alergi susu sapi dapat menjadi penyakit yang parah apabila:
Sesak napas parah sampai berwarna biru |
Kulit bayi berbintik merah gatal |
Bengkak pada kepala dan leher |
Diare berdarah |
Pucat dan lemah |
Segeralah berkonsultasi dengan ahli kesehatan dan dokter anda bila gejala-gejala diatas terjadi pada bayi anda. Meskipun hal-hal diatas tidak anda temui, tetaplah segera temui ahli kesehatan atau dokter anda bila anda mencurigai bayi anda menderita alergi susu sapi.
Sulit untuk menentukan apakah gejala yang dialami oleh bayi merupakan gejala alergi susu sapi atau gejala infeksi laktosa. Kadang bayi menderita keduanya, karena alergi yang disebabkan kerusakan usus dapat mengurangi kemampuan bayi untuk mencerna laktosa.
Ahli kesehatan anda dapat memberikan beberapa tes untuk menentukan apakah bayi anda menderita alergi susu sapi atau tidak.
Bila salah satu orang tua atau saudara bayi menderita alergi susu sapi, bayi anda mungkin juga akan menderita alergi susu sapi.
Mengkonsumsi susu formula yang berbahan dasar sapi sejak lahir dapat mempertinggi kemungkinan alergi bila ada sejarah alergi pada keluarga. Pemberian ASI eksklusif dapat memperlambat bahkan mencegah terjadinya alergi susu sapi pada bayi.
Bayi yang sangat sensitif dapat mengalami alergi susu sapi melalui makanan yang dikonsumsi oleh ibu, tetapi hal ini sangat jarang sekali terjadi.
Berkonsultasilah dengan ahli kesehatan anda untuk menentukan kemungkinan alergi pada bayi anda.
Infeksi laktosa dapat terjadi bila bayi tidak mendapatkan asupan lactase yang memadai. Lactase adalah enzim yang dibutuhkan bayi untuk mencerna laktosa, salah satu jenis karbohidrat atau gula yang terdapat dalam susu sapi atau susu formula yang berbahan dasar susu sapi.
Infeksi laktosa biasanya terjadi pada saat bayi mengalami diare karena diare dapat menghancurkan beberapa enzim yang dibutuhkan oleh bayi. Infeksi laktosa disebut juga defisiensi lactase sekunder, hal ini biasanya berlangsung sementara.
Beberapa persen bayi mengidap defisiensi lactase, hal ini berarti mereka lahir dalam kondisi yang tidak dapat memproduksi lactase secara alami. Cacat defisiensi lactase ini sifatnya permanen.
Gejala umum dari infeksi lactosa adalah diare yang sangat encer, sakit pada bagian perut, dan sering buang gas. Gejala ini berlangsung selama 30-60 menit setelah bayi mengkonsumsi susu sapi atau susu formula yang berbahan dasar susu sapi.
Bila anda menduga bayi anda mengalami infeksi lactosa, berkonsultasilah terlebih dahulu kepada dokter atau ahli kesehatan karena gejala infeksi lactosa seperti diare, sakit perut, dan muntah juga dapat merupakan gejala penyakit lain. Dengan berkonsultasi dengan ahlinya, anda dapat mengetahui penyakit yang diderita bayi anda dengan jelas.
Penyakit ini tidak terlalu serius dan membahayakan, tetapi bila hal ini tidak ditangani dengan cepat dan tepat, maka akan diperlukan waktu yang lama untuk menyembuhkan bayi dari diare. Bila bayi anda menderita diare selama lebih dari 2 minggu, bayi anda dapat mengalami kekurangan nutrisi. Berkonsultasilah dengan ahli kesehatan saat bayi anda mengalami diare. Lihat juga penjelasan lebih detail dalam submenu Diare.
Infeksi lactose dapat diatasi dengan mengurangi atau menghilangkan lactose dari makanan yang dikonsumsi oleh bayi. Lactose terdapat dalam produk-produk berbahan dasar susu dan susu formula yang berbahan dasar susu sapi.
Studi klinis telah membuktikan bahwa formula yang bebas laktosa membantu bayi mengatasi diare dan juga meningkatkan nutrisi susu formula yang dikonsumsi oleh bayi.
Selama beberapa tahun formula kedelai telah dipergunakan sebagai salah satu alternatif nutrisi apabila diet bebas laktosa dibutuhkan.
Susu formula yang bebas laktosa telah berkembang dengan baik. Formula ini kaya akan protein, kalsium, dan energi, tetapi sedikit atau bahkan tidak mengandung laktosa sama sekali. Susu formula ini dapat diterima bayi dengan baik karena rasanya sama dengan susu formula standard lainnya.
Mengandung protein yang setara dengan ASI (60% lactalbumin) sehingga dapat dicerna dengan mudah Diperkaya dengan nukleotida untuk mencegah terjadinya diare Mempunyai rasa yang sama dengan susu formula standar sehingga mudah diterima oleh bayi Mengandung nutrisi yang lengkap dan seimbang, termasuk beta karoten. Susu formula bebas lactosa Wyeth telah memenuhi semua persyaratan tersbut diatas.
Laktosa biasanya cukup dihindari selama 2-4 minggu saja untuk menghindari defisiensi sekunder lactase. Setelah itu, makanan yang mengandung laktosa dapat mulai diberikan kembali secara perlahan-lahan. Selama 2-4 bulan, biasanya laktosa masih belum dapat diberikan secara normal.
Bayi yang menderita cacat defisiensi lactase masih perlu melanjutkan diet bebas laktosa. Berkonsultasilah dengan ahli kesehatan anda untuk mengetahui jangka waktu pemberian susu bebas laktosa untuk bayi anda
Hidung “Meler” ( dan ingus berwarna hijau atau kuning) Anak anda mengalami hidung “meler. Ini lazim yang dialami selama “common cold” (batuk pilek ringan) dan akan berhenti dengan sendirinya. Berikut fakta seputar batuk pilek ringan & hidung meler. Apakah penyebab hidung meler ? Ketika kuman penyebab colds (virus) menginfeksi hidung dan sinus, hidung akan memproduksi lendir. Lendir ini membersihkan hidung & sinus dari kuman tsb. Setelah 2 atau 3 hari, sel-sel imun tubuh akan membunuh kuman tsb, mengubahnya menjadi lendir berwarna putih atau kuning. Di dalam hidung terdapat bakteri baik. Ia juga ada di dalam lendir. Bakteri ini akan mengubah lendir menjadi berwarna kehijauan. Kondisi ini normal & bukan berarti anak butuh antibiotik. Apa yang harus dilakukan ? ? Perawatan terbaik adalah menunggu & perhatikan kondisi anak. Gangguan hidung, batuk dan gejala lainnya seperti demam, pusing, ngilu pada sendi, semua itu terasa mengganggu. Namun demikian antibiotik TIDAK akan membuatnya lebih cepat sembuh. ? Penggunaan vaporizer (penguapan) atau garam nasal drop membantu anak lebih nyaman saltwater nose drops makes their child feel better. Perlukah antibiotik untuk hidung meler ? Antibiotik dibutuhkan jika dokter mendiagnosis anak terkena sinusitis. Dokter biasanya meresepkan obat atau memberikan tips bagaimana menolong anak dengan gejala “colds” seperti demam dan batuk, tetapi antibiotik TIDAK dibutuhkan untuk mengobati hidung meler Bagaimana jika antibiotik tetap diberikan ? Minum antibiotik saat tidak dibutuhkan adalah BERBAHAYA. Tiap kali kita meminum antibiotik (AB), maka kuman-kuman di hidung & tenggorokan beresiko menjadi resisten. Kuman yang resisten tidak dapat dibunuh oleh antibiotik manapun. Akibatnya jika anak butuh AB, ia butuh AB jenis kuat dan harus dimasukkan lewat jarum suntik. Atau butuh rawat inap di RS karena hal ini. Karena hidung meler akan akan sembuh dengan sendirinya, maka sebaiknya jangan minum AB dan gunakan hanya saat dibutuhkan.